06. Si Bandel Winan

2.9K 302 29
                                    

Enjoy!

Kirana berlarian di koridor rumah sakit setelah mendapat kabar dari Jinan bahwa kekasihnya kecelakaan. Ia benar-benar panik mendapat kabar bahwa kekasihnya mengalami kecelakaan setelah mengantar dirinya pulang, padahal tadi Kirana sudah melarang Winan untuk pulang karena hujan deras tengah mengguyur kota Jakarta sore itu.

Ceklek

"Winan?!" Pekik Kirana

Winan menoleh dan tersenyum sangat manis, Jinan yang melihat itu ingin memukul wajah sok milik Winan. Tadi saja cemberut dan terus merengek, tapi saat Kirana datang wajah itu berubah 180 derajat.

"Kok bisa gini sih?!"

"Aku jatuh, jalanan nya licin."

"Kan tadi aku udah bilang jangan dulu pulang, bandel sih!"

Jinan menahan tawa ketika melihat Winan yang mati kutu karena di marahi Kiran habis-habisan.

"Jangan marah, Ki. Aku minta maaf ya? Aku tau aku salah, seharusnya aku dengerin kamu tadi," ucap Winan seraya menatap Kirana memohon

Namun Kirana tetap Kirana.

"Maafin Kak, kasian Winan tuh. Kayak anak ilang," celetuk Jinan

"Diem."

Jinan menelan ludah nya ketika melihat tatapan mematikan dari Kirana. Aura aura hitam sudah mengelilingi gadis itu

Waduh kyubi nya mu keluar tuh –batin Jinan

"Ehm, kebetulan Kak Kiran udah disini gue balik ya, Win?"

Winan menatap Jinan dan menggeleng pelan, ia tak ingin di tinggalkan berdua dengan Kirana saat ini, ia takut jika Kirana sedang mode Sasmaya. Mata nya penuh intimidasi dan mulutnya siap untuk mengomel panjang lebar.

"Pulang aja, Ning juga tadi nyariin lo."

Dalam hati Jinan berteriak girang, dan dengan cepat ia mengambil tasnya lalu pergi setelah menggumamkan kata maaf pada Winan.

"Jadi?"

Winan menelan ludah nya ketika melihat Kirana yang menyilangkan tangannya di dada, wajah nan Ayu itu kini berubah menjadi menyeramkan bagi Winan

"A-apa?"

"Kenapa bisa sampe begini?"

"Hujan, Ki. Jalannya licin aku kepleset waktu mau belok."

"Kan, harusnya kamu nurut sama aku Winan. Ini bukan sekali atau dua kali ya, kamu sering kecelakaan kayak gini karena maksain pulang walau hujan. Dari kebandelan kamu ini, kamu dapet untung nggak? Nggak kan. Yang kamu dapet cuman luka, liat lutut, kaki sama kepala kamu."

"Maaf, Ki. Janji nggak di ulangi lagi, aku bakal nurut sama kamu."

"Halah, waktu itu juga bilang gitu. Terus apa kata dokter?"

"Aku nggak bisa jalan normal dua bulan kedepan, kaki aku patah..." Ucap Winan pelan

Kirana melotot

"Tuh kan, Bandel sih! Ini terakhir kalinya ya aku liat kamu kayak gini. Sumpah deh Winan, aku pengen marah sama kamu, kenapa kamu susah banget sih di bilangin nya?"

"Maaf, Ki. Aku janji buat lebih hati-hati. Kamu jangan marah-marah ya, nanti darah tinggi."

"Winan! Jangan nyebelin deh please."

"Maaf, Ki. Aku beneran minta maaf."

Kirana menghela nafas, tubuh kecilnya bergerak memeluk Winan, meletakkan keningnya di bahu lebar Winan dan terisak pelan, iya Kirana menangis.

WIRANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang