17. Nona Tersayang

1.7K 250 21
                                    

Enjoy!

"Nan!"

Winan menoleh saat seseorang meneriakkan namanya di tengah keramaian kantin fakultasnya, di lihatnya Ree yang berlari kecil menghampiri dirinya bersama dengan Ning berada di belakangnya.

"Hai, Winan!"

"Oh hai juga, Ning!"

"Kantin penuh banget dah, ke angkringan pak Asep yuk? Jinan udah disana," usul Ree saat melihat kantin penuh dengan orang-orang.

"Boleh, kalian duluan aja. Gue mau jemput Kirana dulu, nanti gue nyusul."

Ning dan Ree mengangguk dan meninggalkan Winan yang sudah berjalan menuju fakultas ilmu komunikasi.

Ah iya, Ning memang dekat dengan Ree dan juga Winan, sesekali ia juga sering ikut Jinan nongkrong bersama Ree dan juga Winan.

"Kirana mau balik bareng gue, gak?"

Samar-samar Winan mendengar suara seseorang yang menyebutkan nama kekasihnya, lalu Winan bersembunyi di balik pilar untuk mendengar lebih lanjut ucapan seseorang itu.

"Nggak, gue balik bareng pacar gue. Sebentar lagi dia kesini," balas Kirana

"Yah, please balik bareng gue ya? Temenin gue ngegalau."

Winan yang mendengar itu mendecih pelan, ngajak galau kok ke pacar orang, begitu pikirnya.

"Suruh siapa putus sama jeremy, jadi galau kan. Dah sana balik, pacar gue kesini sebentar lagi. Jangan galau mulu, move on bang move on!" Ledek Kirana sambil tertawa pelan.

"Jadi pacar gue aja yuk, Ki? Aslian ini mah. Putusin aja si Winan."

"Maksud lo apaan ngomong kayak gitu sama pacar gue?"

Kirana yang masih terkejut atas ucapan Noah kembali terkejut atas kedatangan Winan dengan aura gelap yang sudah mengelilingi sekitar tubuhnya.

"E-eh gue becanda Win, suer! Ki gue duluan!"

Noah langsung berlari meninggalkan Kirana yang tersenyum kikuk ke arah Winan.

"Ayo pulang," ajak Winan menarik pelan tangan Kirana.

"Winan..." Cicit Kirana pelan.

Winan menoleh, "Kenapa?"

"Marah, ya? Maaf aku nggak tau kalo dia mau ngomong kayak gitu, maklum aja dia lagi gila karena putus sama Jeremy."

"Iya."

"Ih, tuhkan marah!"

"Nggak Kirana sayang, aku nggak marah. Kesel dikit," ucap Winan.

Cup

"Udah ilang belum keselnya?" Tanya Kirana setelah mencium pipi Winan.

"Belum, udah ah buruan jalannya. Anak-anak udah pada nungguin."

"Anak-anak siapa? Emang kita mau kemana? IH WINAN PELAN PELAN AJA JALANNYA!" Teriak Kirana saat Winan berlari sambil menarik tangannya.

Setelah sampai di parkiran Winan segera memasukkan helm pada Kirana dan dirinya sendiri, setelah Kirana aman Winan langsung melajukan motornya menuju angkringan pak asep.

Di sepanjang jalan, Kirana tak henti-hentinya berbicara. Ada saja yang Kirana komentari, mulai dari gedung-gedung pencakar langit, anak remaja yang membawa sepeda motor dengan ugal-ugalan, bahkan Kirana juga mengomentari helm pengendara motor yang tampak seperti gas Elpiji.

Winan sendiri hanya tertawa mendengar ocehan si Nona Tersayang nya itu. Ah ia selalu senang mendengar semua ocehan Kirana.

"Winan sebenernya kita mau kemana, sih?" Tanya Kirana sedikit berteriak.

WIRANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang