Enjoy!
Winan memarkirkan motornya di depan gedung fakultas Ilmu komunikasi, setelah mematikan mesin motornya, Winan membantu Kirana turun dari motor nya yang tinggi.
"Kamu kelas sampe jam berapa, sayang?" Tanya Winan sambil membantu Kirana membuka helm yang melekat di kepala kekasihnya.
"Sampe jam dua, nanti kamu jemput aku kan? Aku mau jalan-jalan," pintanya pada Winan.
Winan mengangguk, "Badan kamu udah mendingan kan? Kalo masih kurang fit kita istirahat aja di apart," balas Winan.
"Aku udah sehat kok, beneran deh!"
Winan terkekeh melihat Kirana yang bersemangat, pacar gemasnya itu baru saja sembuh setelah tiga hari terserang demam tinggi akibat shock. Kejadian di perkemahan itu benar-benar membuat Kirana takut hingga jatuh sakit.
"Iya-iya, sana masuk. Yang semangat belajarnya ya? Kalo udah selesai langsung kabarin aku," ucap Winan sambil memakai helm nya.
"Iya, makasih ya sayangku. Eh, abis ini kamu mau kemana?" Tanya Kirana sebelum Winan pergi.
"Aku mau nongkrong sama anak-anak, biasa di angkringan pak asep."
Kirana mengangguk, "Oke, hati-hati bawa motornya. Terus, jangan merokok!"
"Iya sayang, aku pergi ya. Dadah Ki!"
"Dadah!"
Setelah berpamitan Winan pun pergi meninggalkan Kirana yang tersenyum senyum sendiri, lantas gadis itu pergi karena kelas nya akan segera di mulai.
Skip Angkringan pak asep
Winan menghampiri Ree dan Jinan yang sibuk bermain game di ponselnya, kedua nya sangat fokus sampai-sampai mereka tak sadar jika Winan sudah tiba dan menatap mereka.
"Ekhem!"
Ree dan Jinan menoleh saat mendengar suara Winan, kedua gadis itu tersenyum canggung dan segera menyimpan handphone mereka.
"Hehe, halo bos!"
"Bas bos bas bos, lo pikir gue apaan!" Protes Winan.
"Lo kapan sampe nya deh, Win?"
"Baru aja," jawab Winan.
"Mau ngopi nggak, Win?"
"Nggak deh, gue lagi ngurangin makanan sama minuman manis."
"Kenapa?" Tanya Jinan bingung. Yang ia tahu, Winan ini sangat maniak makanan manis.
"Gue puyeng, tiap hari liat Kirana yang manisnya kelewatan, jadi gue kurangin deh makan sama minum yang manis, takut diabetes."
Ree dan Jinan menatap malas Winan yang kelewat bucin itu.
"Gue rasa lo kemakan omongan lo sendiri deh, Win. Dulu aja lo menolak keras kehadiran Kirana, lah sekarang? Bucin bucin." Cibir Ree.
Winan tersenyum, "Orang kan bisa berubah Ree. Kata gue lo banyak berdoa biar Kak Anna juga berubah," ucap Winan.
"Mundur deh gue, capek."
"Sabar ya bestie," ucap Jinan sambil menepuk-nepuk pundak Ree dengan pelan.
Mereka bertiga tertawa dan membicarakan hal-hal yang berguna hingga tak berguna. Hingga tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu empat jam di angkringan pak Asep.
"Eh udah jam segini, gue cabut duluan ya. Pacar gue bentar lagi selesai kelasnya," ucap Jinan
Reenan dan Winan menatap Jinan dengan heran, sejak kapan Jinan punya kekasih?