11. Fix You

2.2K 303 15
                                    

Enjoy!

Kirana menatap kedua orangtuanya dengan pandangan datar, hawa ruang makan terasa sangat menyesakan bagi Kirana, tidak ada yang mampu mengeluarkan satu patah kata atau pun kalimat, hanya hening yang membuat kecanggungan lebih terasa.

Ia seharusnya tau kalau ini adalah akhir dari kisah kedua orang tuanya, harusnya Kirana paham bahwa orang tua nya tidak bisa bersama-sama lagi, apalagi surat gugatan cerai sudah di depan matanya. Sejak semalam Kirana menangis dan mengurung dirinya di kamar, ia masih belum terima bahwa kedua orangtuanya lebih memilih jalan masing-masing, walaupun ia sudah menduga bahwa akhirnya akan begini.

"Kirana..."

Kiran menoleh saat suara berat Ayah nya menyapa indra pendengarannya.

"Papa dan Mama sudah tidak bisa bersama lagi, minggu depan sidang perceraian kami, lalu setelah selesai Papa akan pindah ke Jepang, kamu bisa ikut Mama." Ucap Taeyeon Gautama, Papa Kirana.

Kirana menghela nafas, ia tak pernah menyangka bahwa ia berada di antara pilihan yang sulit.

"Aku nggak bisa sama Kirana Tae, aku mau balik ke California. Mending Kirana sama kamu aja," tolak Tiffany, Mama Kirana.

"Kita sudah sepakat semalam kalau Kirana ikut dengan kamu, kalau Kirana ikut saya nanti dia tidak terurus."

"Aku juga, aku sibuk dan jarang ada di rumah, aku mohon bawa Kirana ya Tae?"

"Saya bilang tidak ya tidak!"

"Stop!" Teriak Kirana jengah, lalu kekasih dari Winan itu menatap kedua orangtuanya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku nggak akan ikut siapapun, aku bisa urus diriku sendiri! Terserah kalian mau kemana, aku nggak peduli."

"Kirana yang sopan kamu sama orang tua!" Bentak Taeyeon.

"Aku capek, Pa! Kalian nggak perlu repot-repot ngurusin aku, karena dari dulu juga kalian nggak pernah nganggap aku ada, nggak pernah liat aku, apalagi urusin aku!"

Setelah berucap demikian Kirana berlari ke arah kamarnya tanpa menghiraukan teriakan kedua orangtuanya, hati nya sakit dan hancur, ia sudah tidak sanggup lagi menahan semua ini.

"Capek banget ya Tuhan..." Gumam Kirana sambil terus terisak di antara kedua lututnya, lalu matanya tak sengaja melihat sebuah serpihan kaca yang semalam Kirana pecahkan.

Dengan tangan bergetar gadis itu mengambil serpihan tersebut dan tersenyum dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya.

"Maaf Winan..."

Kita beralih pada sosok gadis lainnya yang kini tengah tersenyum pada satpam rumah kekasihnya.

"Pagi pak Tono, Kirana sudah bangun belum ya?"

"Eh, Pagi dek Winan. Non Kirana sepertinya sudah bangun, dek Winan langsung masuk saja ya, bapak dan ibu juga baru saja pergi." Balas Pak Tono seraya tersenyum manis pada Winan.

Iya itu Winan, ia sudah berjanji pada kekasihnya kemarin bahwa ia akan menjemput Kirana dan berangkat bersama, sejak dari apartemen tadi Winan terus tersenyum dan ingin segera sampai, ia sangat rindu pada kekasihnya itu.

"Oke, Pak!"

Winan mengunci mobilnya dan segera masuk ke dalam, ia sudah biasa kesini apalagi kedua orang tua Kirana yang sibuk, jadi ia tidak merasa canggung dan langsung masuk begitu saja.

"Kirana, yuhu! Aku dateng nih," ucap Winan setelah memasuki rumah mewah Kirana.

Winan mengernyit heran ketika rumah Kirana terasa sepi, ya memang sepi sih. Tapi kali ini benar-benar berbeda, biasanya ada Kirana yang sudah menunggu di sofa ruang tamu menunggu dirinya datang.

WIRANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang