9.

42 8 10
                                    

Setelah itu penghulu memulai doa, setelahnya sang pengantin bertukar cincin dan mencium kening sang pengantin wanita.

Begitu pun sebaliknya pengantin wanita mencium punggung tangan pengantin pria.

Selanjutnya acara foto bersama keluarga besar, kerabat serta para sahabat yang hadir.

Setelah berfoto para undangan di persilahkan untuk menikmati makanan prasmanan yang sudah disediakan.

Sebagian tamu undangan mulai naik kepanggung pengantin untuk menyalami dua mempelai yang sedang berbahagia tersebut.

"Selamat ya syif, raf" ucap Sofia yang diikuti Ricky dibelakangnya.

"Makasi Sof, pak Ricky udah Dateng" ujar Syifa dan Rafka.

"Selamat syif" ujar Vania diikuti Bryan dibelakangnya.

"Thanks, Van, Bry" ujar keduanya kompak.

Arnold dan Clara pun turut datang keacara tersebut.

Arnold menatap dalam wajah Syifa, hatinya hancur sehancur hancurnya. Jujur saja hatinya masih untuk Syifa sampai kapanpun.

Clara menatap wajah Arnold sangat dalam, rasanya hatinya juga sakit melihat suaminya yang tak kunjung mencintai dirinya. Padahal pernikahannya sudah satu tahun.

"Selamat ya syif, raf. Semoga samawa dan cepet dapet momongan" ujar clara dengan ramah.

"Selamat ya syif, semoga Lo bahagia selalu" sambung Arnold.

"Makasih Clar, nold" ujar Syifa dan Rafka.

>>>>>>>

Acara pun telah selesai, kini Syifa dan Rafka berada di pesawat menuju Korea Selatan untuk honeymoon.

Negara yang sedari dulu Syifa ingin kunjungi. Dan kini ia akan kesana, rasanya bahagia sekali pastinya.

Sesampainya di Korea mereka segera naik taxi menuju hotel, tempat menginap mereka selama seminggu kedepan.

Setelah sampai di hotel Syifa segera bersih bersih karena jam sudah menunjukkan pukul 03:00 pagi.

Pagi harinya, Syifa membuka mata dan langsung disuguhkan wajah tampan rafka.

Terdiam. Itulah yang dilakukan Syifa saat ini, ia masih tak percaya bahwa kini ia menikah dengan rafka.

Kenangan - kenangan menghabiskan waktu bersama Arnold pun terlintas di benaknya.

Kecewa, itu sudah pasti. Bahkan rasanya ia mau mati.

Tapi disaat masa-masa itu rafka hadir dan menjadi obat, membuat Syifa kembali bersemangat menjalani hidup.

Tiba-tiba bayangan rafka terlintas di pikirannya, pertemuan pertamanya dengan rafka yang sama sekali tak terduga duga.

Flashback on

"Hai" Syifa mendongak melihat kearah suara.

"Boleh aku gabung disini?" Tanyanya sopan. Syifa mengangguk dengan senyum tipis.

Suasana hatinya kini sedang tak baik baik saja, sakit namun sudah tak bisa lagi menangis.

Sudah hampir dua Minggu ia menangis tiap malam. Tapi rasa sakitnya masih ada.

Wanita mana yang tak sakit melihat orang yang kita cintai menikah dengan yang lain?

Sudah dua jam ia duduk dikafe, dan makanannya pun sama sekali belum tersentuh.

"Eum-maaf" suara itu cukup membuat Syifa sadar dari lamunannya.

"Kenapa, mas?" Tanya Syifa

Dear Arnold - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang