BRYVAN - BONUS PART

27 5 10
                                    

BRYAN AND VANIA EDITION!

BONUS PART.

>>>>>

one year later.

Sudah dua tahun Vania dan Bryan membina rumah tangga. Keluarga kecilnya terasa lengkap sejak kelahiran putri pertamanya.

Alsava Jiera Bryvana. Artinya wanita yang tenang, dan cantik.

Kini usia baby Al sudah menginjak satu tahun. Sudah hampir satu tahun mereka menjadi orangtua.

Ternyata menjadi orang tua tak semudah membalikkan telapak tangan. Penuh kesabaran ekstra, kini baby Al sudah bisa berjalan walaupun masih suka jatuh.

Tidak apa-apa, Vania sangat menikmati proses tumbuh kembang si kecil dengan sabar.

"Assalamualaikum papah pulang" ucap Bryan yang tiba-tiba saja muncul dari balik tembok.

"PAPAHHH!" Teriak Al berlari kearah Bryan dengan membentangkan tangannya lebar-lebar.

Dengan cepat Bryan meraih putri kecilnya untuk ia gendong.

"Anak papah yang cantik ini lagi ngapain?" Tanya bryan sambil mencolek pipi gembul Al.

"Abis main Ama cila, telus aku dicakal" ujarnya dengan suara cempreng khas anak kecil.

"Dicakar? Apanya?" Tanya bryan dengan menatap mata bulat putrinya yang tampak sangat menggemaskan.

"Ini, disini. Sakit" ujar Al sambil menunjuk nunjuk tangannya yang terdapat goresan panjang.

"Aduh, yaampun. Huuuh...huuuhh" Bryan meniup niup luka goresan tersebut.

"Kalau cila nakal sama Al, papah buang aja ya?" Ujar Bryan sambil mengelus elus tangan mungil Al

"Jangan papah, kasian cila." Ujar Al dengan suara bergetar ingin menangis.

Mendengar suarah cila yang bergetar membuat Bryan semakin senang menggoda anaknya agar menangis.

Al dan Vania memiliki banyak kesamaan contohnya cengeng. Like mother like daughter.

"Tapi cila nakal sama Al. Papah nggak suka Al sakit. Jadi cila papah buang aja" ujar Bryan sambil menurunkan putrinya dan memposisikan Al menghadap kearahnya.

"Nggak boleh...hiks....Al sayang sama cila... Hiks... Jangan dibuang papah, nanti cila janji nggak bakal nakal lagi...hiks...hiks" ujar Al dengan menangis.

Hidung mungilnya kini memerah akibat menangis.

"Kalau cila nakal lagi gimana?" Tanya bryan

"Nggak akan papah...hiks...hiks" balas Al sambil mengusap air matanya.

"Janji?" Bryan mengacungkan jari kelingkingnya.

"J-j-anji...hiks..hiks" Al mengaitkan kelingkingnya ke kelingking papahnya.

Setelah itu Bryan memeluk putrinya kedalam pelukannya. Menghapus air mata yang keluar dari mata cantiknya.

'dasar drama queen' - batin Bryan terkikik geli.

>>>>>>

"Selamat pagi princess papah" sapa Bryan pada Al yang baru saja tiba ke meja makan untuk sarapan bersama.

"Pagi papah" balas Al. Vania membantu putrinya untuk duduk ditempatnya dan menaruh tas Al di kursi makan.

Mereka pun memulai sarapan dengan hangat ditemani tawa renyah Al. Satu lagi kesamaan Al dan ibunya adalah receh.

Setelah selesai makan, Bryan dan Al pamit untuk pergi. Pagi ini jadwalnya Bryan mengantarkan Al ke sekolah.

Yaps, sekolah. Al sudah mulai sekolah taman kanak-kanak. Vania dan Bryan pun saling berbagi jadwal antar dan jemput.

Dear Arnold - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang