dua

2.6K 282 6
                                    

"Apa aja yang lo ketahui soal Gamaliel Angkasa?" Bertanya pada Samantha Adikarta jelas adalah opsi terbaik. Ratu gosip satu itu nyaris mengetahui segala rahasia semesta—maksudnya, anak-anak di sekolah.

Sam berhenti mengunyah makanannya, memberi tatapan penuh selidik padaku yang duduk di depannya. "Kenapa, nih? Tumben banget lo kepoin orang."

"Ya, iyalah. Ngapain kepoin arwah? Buruan! Jadi, who is Gamaliel?"

"Itu pertanyaan terbodoh. Siapa yang nggak kenal Gamaliel?"

Aku berdecak. "Bukan itu maksud gue. Jadi, Gamaliel ini .. apa? Selain rumor miring tentang dia, apa ada hal menarik lainnya?"

Sam menerawang ke satu titik, bergumam panjang. "Waktu itu ada anak kelas sebelah yang naksir sama Gama—well, kayaknya semua cewek di sekolah ini naksir sama dia, tapi segala rumor tentang dia udah cukup bikin fansnya tahu diri dan nggak mengambil tindakan ekstrim. Tapi anak ini nekat banget, duh! Lo tahu? Dia ikutin Gama pas pulang sekolah!"

"Terus, terus?" Aku harus mencondongkan tubuh karena suara Sam sudah mulai mengecil, mirip seperti bisikan tajam.

"Katanya, dia lihat Gama pulang ke satu rumah mewah! Jadi kabar kalau dia itu tajir melintir nggak perlu diragukan lagi!" Sam semakin menggebu-gebu. "Tapi .. lo mau tahu? Di sini bagian gilanya! Ada satu bocah cowok yang manggil Gama dengan sebutan 'papa'!"

Aku menganga. "Hell. Jadi rumor itu benar? Gama beneran udah punya anak?"

"Ya, nggak tahu." Bahu Sam kembali rileks. Ia menarik dirinya mundur. "Semua tentang Gama itu teka-teki, Mor. Sumpah, mending lo nggak usah macem-macem kalau nggak mau nyesel."

"Gue juga mau gitu, Sam. Tapi di taraf ini, gue nggak bisa mundur lagi. Harga diri gue dipertaruhkan."

"Maksud lo?"

"Taruhan sama Medusa. Kalau gue kalah, gue harus minggat dari rumah."

"Dan Gamaliel jadi taruhannya?" Aku mengangguk. "Goblok."

"Kok lo ngomong gitu, sih?! Semangatin gue, dong!"

Sam menggeleng tak habis pikir, menyedot jus stroberinya dengan gerakan dramatis. "Gue tahu lo cantik, Mor. Semua cowok normal pasti setuju sama gue. But it's Gamaliel Angkasa we're talking about. Dan semua tahu dia nggak normal."

"Kecuali dia homo, Sam, dia pasti bakal kepincut sama gue."

"Lo terlalu percaya diri, Mor."

"Terserah. Just watch and see, Sam. Gue pasti bisa buat Gamaliel Angkasa jatuh bertekuk lutut."

*

Hari pertama menjalani misi.

Aku menarik napas panjang sebelum memberanikan diri melangkahkan kaki ke sarang iblis itu.

"Hei." Tidak memedulikan siul-siulan menggoda dari cowok-cowok kurang belaian di sekitar Gama, aku mengukir senyum paling manis milikku. Senyum yang kalau menurut Kakek sebelas-dua belas dengan milik Jennie Blackpink.

Asap yang menguar dari mulut Gama langsung menerpa wajahku tanpa ampun. Aku batuk-batuk, tapi tetap mencoba terlihat tidak terpengaruh.

"Ada urusan apa?" Singkat, padat, jelas. Bahkan tidak ada setitik pun pemujaan dalam kedua mata Gama. Aku yakin sembilan puluh persen kalau cowok ini belok.

"Lo yang namanya Gamaliel Angkasa, kan?" Pertanyaan tolol. Siapa juga yang tidak mengenal sosok legendaris itu? "Gue .. butuh ngomong sama lo." Mataku menyapu 'teman-teman' Gama. "Berdua aja." Kode keras agar mereka segera minggat.

Bad ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang