lima

2.1K 276 13
                                    

SMA Nusa Teratai bukan sekolah terbaik.

Berbagai spesies manusia tersebar rata di sini. Kelompok ambisius, anak emas kesayangan guru, tukang onar, pembuli, geng anak culun, si paling kaya, kalangan bawah, hingga aktris baru debut dengan sindrom tak wajar, semuanya tersedia.

Dan mungkin itu yang membuat masa SMA-ku cukup menyenangkan. Aku tidak akan kehabisan tontonan drama.

Aku masih sibuk cekikikan di balik majalah yang kucuri dari salah satu rak perpustakaan, menonton bagaimana Hana—cewek sok cantik yang baru saja muncul di iklan pasta gigi—ditolak secara mentah-mentah oleh Timothy, kapten tim futsal kebanggan Nusa Teratai.

"Ada yang lucu?!" Dalam sekejap mata, majalahku sudah terbang entah ke mana, sementara satu raut penuh amarah menyambut penglihatanku. Siapa lagi kalau bukan Hana? "Kenapa lo jadiin gue bahan tontonan?"

"Idih! Lo pikir karena lo satu kali masuk iklan odol, satu sekolah jadi fans lo, gitu?!" seruku tak terima. "Hai, Timothy." Aku tersenyum manis pada cowok yang pernah menjadi pacarku selama tiga hari itu. "Lo yakin nggak akan nyesel nolak Hana? Siapa yang tahu kalau di masa depan dia bisa jadi aktris besar? Kayak jadi bintang iklan shampo contohnya."

"AMORA!" Hana berseru kesal dengan wajah memerah. "Kelakuan lo makin congkak aja, ya. Jangan pikir gue nggak tahu lo baru aja ditolak mentah-mentah sama Gama! Tapi emang pada dasarnya, urat malu lo udah putus, kan?!"

"Aduh, jangan teriak-teriak, masih pagi." Aku berdecak sembari mengorek lubang telinga. "Dan siapa bilang gue ditolak mentah-mentah? Sembarangan amat mulut lo!" dengusku sebal. "Lo nggak tahu gue udah pernah nginep di rumahnya?!"

"Lo pikir gue bakal percaya gitu aja?!"

"Nggak penting juga." Aku mengibaskan tangan ke udara, sudah hendak berlalu saat suara ribut-ribut terdengar.

"Mor, sekolah kita diserang sama anak-anak SMA Mandala!" Sam muncul dengan napas terengah. "Gila, ini udah bukan lagi tawuran biasa, Mor!"

"Santai, lah. Ada Sebastian, kan?"

Sebastian adalah pentolan SMA Nusa Teratai yang juga menjabat sebagai ketua geng berandalan slash pembuat onar. Teknisnya, Sebastian adalah panglima tawuran kepercayaan sekolah kami.

"Jackpot. Sebastian dan antek-anteknya lagi bolos berjamaah hari ini." Bersamaan dengan penjelasan Sam, kaca jendela di dekat kami pecah lantaran batu yang baru saja dilempar.

"Kita harus cari tempat aman!" Timothy berseru, menggiring kami bertiga menyusuri koridor untuk mencari kelas yang sekiranya tidak akan menjadi sasaran lemparan batu atau amit-amit, gergaji nyasar.

Pasalnya, permusuhan antara Nusa Teratai dan Mandala adalah sebuah rahasia umum. Tawuran atau ajang sok jago lainnya sudah bukan lagi hal tabu bagi kami. Namun penyerangan secara langsung di teritori sendiri? Baru kali ini.

"Terus siapa yang maju di garis paling depan?" Aku harus sedikit berteriak di antara kericuhan agar Sam dapat menangkap suaraku.

"Nggak ada! Anak-anak cowok lain pada bonyok, jomplang banget. Tapi gue nggak lihat keberadaan Romeo, sih, Mor!"

Pasti kalian bertanya-tanya siapa pula Romeo itu? Romeo Madhava adalah panglima tawuran milik Mandala. Ya, hobinya sebelas-duabelas dengan Sebastian. Sama-sama sok jago dan hobi membuat masalah sana-sini. Ada apa, sih, dengan cowok dan ego mereka?

Bad ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang