four ✔️

4K 161 0
                                    

Brakk

"Gimana?, Daddy bilang apa?"tanya Elvis.

"Daddy ga bisa sampai dalam satu jam, jadi Daddy bantu cari pendonor"Elvis mengangguk, Calista sudah tertidur di sofa.

Keduanya beranjak untuk melihat kondisi Lina di ruang ICU,"maafkan aku tuhan, meragukan wanita setulus dia"batin Keenan.

Keduanya melihat dari luar kaca,hingga tiba-tiba saja tubuh Lina mengalami kejang yang sangat parah segera dokter dan perawat masuk lalu menangani Lina.

Satu dokter keluar, "bagaimana pendonor nya sudah ketemu?"Keenan menggeleng lirih sedangkan Elvis hanya berdiri kaku melihat Lina.

"Nadi pasien semakin melemah, sebaiknya ditemukan sesegera mungkin"tiba-tiba saja Xavier telah tiba di rumah sakit dengan beberapa orang yang mungkin anak buahnya ikut berlari.

"Mereka pendonor nya?"asisten Xavier mengangguk segera beberapa orang itu bersiap di ruangan.

"Permisi, apakah ada tuan Xavier?"tanya perawat, "saya Xavier "

"Baik,mari masuk sebentar pasien memanggil"Xavier dengan cepat berjalan masuk dan menggenggam tangan Lina.

"X-xa...vier...a-aku"Lina berusaha meraup banyak oksigen Karna nafasnya mulai sesak.

"J-janji itu, a...ku tep...ati"Xavier menggeleng mengelus wajah Lina yang sangat pucat.

"V-via, se....lamat d-dia aman"setelah itu tampak Lina tersenyum tipis dan menutup matanya perlahan.

Ttiiiiiiiiiiiiiitttttt

"Dokter!!!!"segera seorang suster membawa Xavier keluar dan menutup pintu.

Ketiga pria itu sama-sama berdiri kaku,tidak percaya akan kejadian yang terjadi.

Semoga saja Tuhan memiliki rencana yang lebih indah untuk keluarga Maverick.

🍘🍘🍘

Lima hari berlalu, Lina tak kunjung sadar walaupun keadaan nya yang sudah mulai stabil namun wanita itu masih koma.

Saat ini hanya xavier yang menjaganya Karna yang lainnya tengah sekolah.

Wanita itu terbangun,ia melihat ruangan yang asing baginya, "Xavier"pria itu segera mendekati kasur Lina.

Lina duduk dengan perlahan dan Xavier menaikkan sandaran kasur untuk Lina bersandar.

"Via,dimana dia?"

"Sekolah,kamu!! Jangan berbuat gila seperti kemarin!!"Lina terkekeh jarang melihat Xavier marah versi lembut seperti ini.

"Aku hampir gila Lina!! Kamu malah tertawa!!!"Lina menahan tawanya dan meraih pipi Xavier lalu mengecupnya membuat amarah Xavier hilang.

"Aku baik Xavier,jangan khawatir"Lina mencubit pelan pipi xavier lalu mencium bibir pria itu singkat.

"Maaf, kemarin itu udah gawat darurat"Xavier menghela nafasnya melihat wajah manyun Lina yang sudah lama tidak ia lihat.

"Bersikaplah seperti ini, okay?"Lina mengangguk dan membalas pelukan Xavier.

"Xavier"

"Hm"

"Aku mau pul--"

"ENGGAK!!!"Lina cemberut mendengar itu, ia memikirkan ide cemerlang di otaknya.

"Jatahnya tambah dua jam gimana?"Xavier menggeleng, "tiga?"lagi-lagi pria itu menggeleng.

"Empat?"

"Lima?"

"Enam?"Xavier mengangguk setuju, "nanti malam 8 jam"ucap Xavier gembira.

"Ihh kan enam jam!!"Xavier menggeleng, "dua jamnya jam normal sayang,kamu nambahin enam jam jadi delapan jam"jelas Xavier.

"Mau pulang kan?, Ayo"Lina merentangkan kedua tangannya dan Xavier menggendong wanita itu ala koala lalu mengambil kantong Infus dan membawa wanita itu pergi.

🍘🍘🍘

Beberapa minggu berlalu, kondisi Lina sudah normal kembali dan wanita itu mulai sibuk dengan hobinya berkebun.

Lina memindahkan bunga melati yang sudah cukup besar ke pot baru,ia menata kebunnya dengan indah.

"Mom"Lina berdiri dan berbalik,"via sini sayang,temenin mommy"via mendekat dan membantu Lina.

"Via kenapa gak sekolah? Sakit?"via menggeleng, "mom via minta maaf"Lina menggeleng dan tersenyum tipis pada via.

"Mommy gak marah kok"via langsung memeluk Lina bahkan Lina lebih baik daripada ibu kandungnya.

"Via mau apa, mommy mau buatin kue untuk Calista"via menggeleng Karna ia tidak mau membuat Lina kelelahan.

🍘🍘🍘

Segini dulu ya guys sorry pendek.

See you.

MOM!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang