Tay menatap layar ponsel milik Nanon yang saat ini berada di genggamannya. Ponsel itu ditemukan oleh polisi di lokasi kejadian. Tay yang tak ingin Nanon mengingat Ohm kembali akhirnya memilih untuk menyimpan ponsel tersebut. Ia mengatakan pada Nanon kalau ponsel anak itu rusak saat kecelakaan dan membelikannya ponsel baru.
Laki laki itu baru saja tiba di rumah beberapa jam lalu. Karena dirasa aman sebab Nanon tidak berada di rumah, Tay memutuskan untuk membuka ponsel Nanon. Begitu dinyalakan, Ponsel Nanon langsung dibanjiri notifikasi yang kebanyakan berisi ucapan bela sungkawa dan menanyakan kabar Nanon.
Semula Tay tak berniat untuk membaca pesan pesan itu, Namun jemarinya tak sengaja menekan satu notifikasi pesan yang dikirim oleh Love, Adik perempuan Ohm.
Tay panik setengah mati. Bagaimana jika Love menyadari kalau pesannya telah terbaca? Anak itu pasti akan mengirimi lebih banyak pesan. Karena takut, Tay akhirnya memblokir nomor Love. Bukan hanya nomor Love, Tay juga memblokir teman teman Nanon yang lain.
"Kamu sadar ngga mas kalo tindakan kamu udah berlebihan?" Mild menegur suaminya. Sedari tadi ia hanya diam menyaksikan Tay yang sibuk memblokir nomor teman teman Nanon.
"Kamu ketakutan kan? Kenapa? Salah langkah? Kalo aja dari awal kamu ceritain yang sebenarnya ke Nanon, Kamu ngga perlu susah payah melakukan itu." Lanjutnya.
"Dan kamu akan membiarkan Nanon merasakan kesedihan yang begitu dalam setelah tahu kekasihnya meninggal?"
"Cepat atau lambat Nanon akan tahu dan dia akan merasakan kesedihan yang kamu maksud itu mas! Yang kamu lakukan cuma mengulur waktu, Ngga bakal mengubah apapun. Kamu lupa apa yang terjadi di rumah Gun kemarin? Nanon nangis nangis nyebut nama Ohm. Kamu pikir karena apa? Karena Nanon ngga benar benar melupakan Ohm! Cepat atau lambat semua memori Nanon akan kembali termasuk memorinya bersama Ohm."
"Ingatan Nanon ngga akan kembali kalo ngga ada yang memancing ingatan itu untuk kembali. Karena itu aku mengirimnya ke rumah Gun."
"Mas sadar, Nanon itu anak kamu. Dia darah daging kamu mas. Kenapa kamu tega banget ngebiarin anak kamu kehilangan ingatannya? Aku ngga ngerti lagi sama jalan pikiran kamu mas."
"Harus banget kita debat jam segini? Kamu ngga perlu ngertiin jalan pikiran aku, Kamu cukup diem karena aku yang bakal urus semuanya."
Mild hanya menghela napas dan pergi meninggalkan Tay sendirian di kamar. Ia benar benar tak habis pikir, Mengapa Tay menjadi seperti ini.
***
"Non, Om Gun bilang ini sandwich kamu? Om minta boleh ngga?" Tanya Off pada Nanon yang sedang duduk seorang diri di teras rumah. Tangannya memegangi sepotong sandwich yang ia temukan di kulkas.