"Haloooo Kak Pluem, Kak Puim happy birthday yaaaa. Aaaaa sorry banget aku ngga bisa kesana tahun ini."
"Iya Khao ngga papa. Kamu sendiri kapan pulang ke Thailand? Betah amat di Belanda."
"Belum tau Kak Pluem, Mungkin nanti pas liburan. Nanti kubawain kado ulang tahunnya pas aku pulang deh. Kak Puim maaf ya tahun ini ngga bisa jadi boyfriend material kakak buat diajak foto."
"Hahahaha yang kepalanya selalu di crop itu ya Khao? Ngakak banget kalo inget tiap ada acara keluarga pasti kamu yang digandeng Puim terus karena kamu tinggi, Kepalamu di crop terus pas di upload kolom komentarnya rame nanya siapa yang digandeng Puim hahaha. Gara gara foto gituan aku yang jadi korban, Ditanyain mulu sama temen temen Puim. Tapi tenang aja Khao, Sekarang Puim udah ngga butuh kamu lagi jadi boyfriend material soalnya dia udah punya boyfriend beneran. Junior kita, Kayanya seumuran sama kamu, Namanya-"
"PLUEM, PUIM AYO KELUAR, TEMEN TEMEN UDAH PADA DATENG!!!"
Ucapan Pluem terpotong karena teriakan mamanya yang memanggil mereka berdua. Puim yang sedari tadi sibuk memperbaiki dandanannya mendengus kesal karena merasa make up nya tak begitu memuaskan malam ini.
"Khao, Aku tutup dulu ya call nya. Kalo ada waktu kita ngobrol lagi, See you!"
"See you, Sekali lagi happy birthday buat Kak Pluem sama Kak Puim yaaa."
***
Malam ini Pluem dan Puim merayakan pesta ulang tahun mereka secara sederhana di belakang rumah. Hanya teman teman terdekat yang diundang. Acaranya lumayan mewah untuk disebut sebagai pesta sederhana.
Pluem tampil dengan kemeja berwarna krem sementara Puim nampak anggun dengan gaun berwarna senada. Keduanya menemui teman masing masing untuk bertegur sapa atau sekedar bersua foto.
"Puim, Mana pacar lo yang lo tutup tutupin identitasnya itu?"
"Sabar anjir, Agak telat deh kayanya. Ngga gue tutup tutupin bego, Emang anaknya pemalu aja dia ngga mau diajak foto bareng."
"Oh kemaluan gitu ya anaknya, Lucu juga."
"PEMALU! LAMA LAMA MULUT LO YANG GUE PALU."
"Puim, Sabar Puim. Jangan marah marah nanti make up lo ngecrack."
Sementara itu Nanon yang masih berada di apartemen sibuk menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, Memastikan tak ada cacat dalam penampilannya malam ini. Sebab sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan teman teman dan keluarga Puim.
"Gue udah ganteng belum Ohm?" Tanya Nanon pada Ohm yang bersandar di pintu.
"Ganteng kok."
"Emang. Gue tau kok gue ganteng, Dari lahir aja gue udah punya feeling kalo gedenya gue bakal ganteng."Ohm memutar bola matanya mendengar penuturan Nanon. Meski begitu ia tetap tidak bisa menahan senyumnya. Ohm sangat kagum melihat penampilan Nanon malam ini yang nampak begitu tampan dengan balutan kemeja krem. Lengan kemeja itu digulung hingga siku, Semakin mendukung penampilan Nanon.
"Terus? Udah keren gini lo mau kesana naik apa? Naik ojek?"
"Lah? Lo lupa? Kan tadi siang gue minjem motornya Kay."