"Nih kunci motor lo, Motornya ada di parkiran sebelah kanan ya. Thanks Kay, Berkat motor lo gue dan Puim jadian. Ini ada snack buat kalian, Bagi bagi ya jangan rebutan."
Nanon meletakkan sebuah kunci motor dan kantong plastik besar berisi makanan ringan yang ia beli di minimarket.
"Jiakkhhh apa apaan nih masa pajaknya snack doang. Minimal shabu shabu lah ya." Tutur Louis.
"Iya deh iya gue traktir shabu shabu. Lo pada atur aja waktunya tapi jangan malem ini soalnya gue ngga bisa."
"Wah wah kenapa tuh, Mau ituan ya? Jangan gila deh Non baru juga jadian." Ucap Marc yang langsung dihadiahi sebuah pukulan dari Nanon.
"Gue mau garap naskah film, Udah mepet deadline soalnya."
Nanon dan teman temannya duduk di kantin. Tak jauh dari sana, Ada Puim yang juga sedang duduk dengan teman temannya. Meski agak jauh dan sedang bersama teman masing masing, Nanon dan Puim tetap saling pandang dan melempar senyum.
"Kok Kak Puim mau ya Non sama lo." Ujar Marc.
"Nanon mah bener kalo sama cewenya anjir. Dia blangsak ke kita doang kayanya. Sama circle lain dia lempeng lempeng aja." Neo menimpali.
"Gue menyesuaikan tempat, Bego. Yakali gue lempeng lempeng aja di lingkaran setan ini. Kalo circle lain emang orangnya pada serius serius. Yakali pas mereka bahas tentang project film gue tiba tiba nyeletuk 'eh nasi goreng itu disingkat nasreng apa nasgor ya?' Kan ngga mungkin."
"Halo remaja remaja sad vibes. Apa kabar?"
Win, Salah satu teman Nanon tiba tiba datang. Ia sudah menghilang sejak hari pertama penggarapan tugas makalah.
"Lo kemana aja anjir, Berhari hari lo ngilang. Tadinya hari ini kita mau lapor polisi biar disebar selebaran poster orang hilang."
"Lebay banget lo Kay. Gue minta maaf ya ngga berpartisipasi dalam penyusunan makalah kemaren. Gue setor materi ke Neo kok via pdf."
"Tapi telat bego. Lo setor pas makalahnya udah gue kumpulin. Lo ngga tau apa gue pontang panting buat nyari nama lengkap lo doang. Gue tau kita deket tapi lo jangan ngegampangin gini lah Win, Mentang mentang sekelompok sama temen sendiri..." Neo memprotes tindakan Win yang menurutnya terlalu menyepelekan kewajibannya.
"Gue minta maaf kalo gue kesannya ngegampangin tugas. Sumpah gue ngga bermaksud gitu, Ibu gue masuk rumah sakit gara gara serangan jantung dan sekarang lagi di rumah sakit, Ibu gue kena stroke. Ayah gue udah lama meninggal sementara gue punya adek yang masih kecil. Gue mesti jagain dia selama ibu gue dirawat. Gue juga ngga tau gue masih bisa lanjut kuliah apa ngga setelah kondisi ibu gue memburuk. Gue minta maaf kalo kesannya gue jadi beban buat kalian, Gue ngga punya siapa siapa lagi selain ibu dan adek gue. Setelah ini kalo kalian mau ngerjain tugas tanpa gue, Gue ngga papa kok."
Win mengelap air mata yang nyaris menetes dan pergi meninggalkan teman temannya. Sementara itu Neo merasa bersalah karena menghakimi Win tanpa mendengarkan alasan anak itu.
"Guys, Gue kejar Win dulu ya." Ucap Neo.
***
"Tadi temen temen kamu kenapa? Aku liat liat kayanya ada yang beranten ya?"
"Ngga, Masalah kecil doang kok. Salah paham aja, Tapi udah clear. Neo udah minta maaf ke Win dan Win udah maafin Neo. Kamu lagi ngapain sekarang?"
"Aku lagi tiduran aja sih di kasur, Nunggu kamu nelpon hahaha. Kamu sendiri lagi ngapain Non?"
"Aku lagi ngebut nulis naskah buat take lusa nih."
"Oh gitu, Udah makan belum? Jangan sampe belum makan loh."
"Udah kok, Udah makan tadi, Kamu tenang aja."
"Masih lama ngga nulis naskahnya? Kalo masih mau aku kirimin makanan kesana."
"Yahh kalo ngga ngerepotin sih ngga papa kirim aja."
"Aku kirim ichigo sando mau ngga? Tanteku abis bikin ichigo sando banyak terus dibawa kesini. Aku kirim lewat ojol ya."
"Iya sayang. Makasih banyak ya. Ini aku tutup teleponnya ngga papa? Aku ngga bisa fokus ngetik soalnya hahaha."
"Iya tutup aja ngga papa. Yaudah kamu semangat yaaaaa, Kalo cape istirahat aja, Jangan dipaksa. Love you so much much much Mr. Dimple."
"Love you too, Cutie pie."
Nanon menatap layar ponselnya dengan senyum tipis. Suasana hatinya sedang bagus. Ia mendapat semangat lebih berkat dukungan dari kekasihnya.
"Non." Baru saja memulai, Nanon sudah diganggu dengan suara Ohm yang memanggil namanya.
"Kenapa Ohm? Gue mau mulai ngetik buat naskah."
"Kita... Udah lama ngga ngobrol malem malem gini ngga sih? Sekarang lo sibuk banget."
"Nah! Itu lo tau kalo sekarang gue sibuk banget. Banyak hal yang perlu gue urus dan itu lebih penting daripada sekedar ngobrol sama lo."
"Lo sibuk banget tapi lo nyempetin buat nembak Puim."
"Ini beda cerita Ohm. Gue butuh penyemangat, Dan gue ngerasa gue bisa dapetin itu dari Puim. Lagian jadian sama Puim itu juga hal penting yang harus gue urus."
'Padahal kalo kamu butuh penyemangat, Aku bisa jadi penyemangat kamu Non.'
Kesibukan Nanon sebagai mahasiswa dan anggota klub film membuatnya benar benar sibuk. Banyak kegiatan yang menyita waktunya. Nanon jadi jarang bertegur sapa dengan Ohm. Ditambah saat ini ada Puim yang merupakan kekasih baru anak itu. Ohm benar benar kehilangan sosok Nanon.
"Non lo tau ngga sih kalo-"
"Nanti aja ya Ohm, Gue harus fokus ngetik biar bisa cepet selesai.""Oke, Sorry." Ohm menutup mulutnya rapat rapat. Ia membiarkan Nanon fokus pada laptop di hadapannya.
1 jam berlalu, Nanon masih berkutat dengan kalimat demi kalimat yang akan digunakan sebagai naskah. Di sampingnya ada ichigo sando atau sandwich stroberi pemberian Puim yang tiba 10 menit yang lalu.
Nanon mulai merasakan lelah. Ia melepas kacamata dan mengalihkan perhatiannya pada ichigo sando dari Puim. Perasaan sedih yang sempat ia rasakan saat berada di rumah Gun kembali lagi.
Meski merasa sedih, Nanon yang tak tahu apa penyebab rasa sedih itu hanya mengambil sepotong sandwich tersebut dan memakannya.
Sembari mengunyah, Nanon bisa merasakan matanya memanas. Air mata meluncur bebas tanpa aba aba dan diluar kendalinya. Dengan perasaan bingung ia menyeka air matanya sendiri.
'Lagi? Ada apa dengan ichigo sando? Kenapa gue harus merasakan sedih kaya gini tiap gue makan makanan ini?' Nanon membatin.
Perasaan sedih itu muncul dari alam bawah sadarnya. Ia merasa sedih sebab ada kenangan tersendiri tentang sepotong roti berisi krim dan stroberi tersebut. Kenangannya bersama Ohm yang belum bisa ia dapatkan kembali. Bukan hanya ichigo sando, Sepanjang proses syuting Nanon juga kerap kali meneteskan air mata tanpa sebab. Itu terjadi karena cerita yang dipilih mengambil sebagian kisah nyatanya tanpa Nanon ketahui, Kisah nyatanya yang tragis bersama Ohm.
Don't forget to vote, Thanks!