Nanon dibuat ternganga saat Earth dan Santa datang ke apartemennya. Ia ternganga melihat Earth tampil dengan crop top berwarna putih tulang yang dipadukan dengan hotpants berbahan jeans yang menampilkan paha mulusnya.
"Udah siap?" Tanya Santa. Nanon mengangguk. Hari ini rencananya ia akan bergabung dengan mereka yang akan menggarap film pendek. Dengan modal nekat dan tekad, Nanon berangkat bersama kedua seniornya itu.
Di dalam mobil, Nanon merasa dirinya tak jauh berbeda dengan seekor nyamuk yang keberadaannya tak begitu berarti. Ia berusaha mengalihkan perhatiannya dengan melihat keluar mobil daripada menyaksikan kedua seniornya itu mesra mesraan di depannya.
Jarak yang ditempuh cukup jauh, Nanon menghela napas lega saat mobil Santa memasuki area parkir.
"Ayo Non turun." Tutur Earth. Tangannya melingkar erat di pinggang Santa.
"Iya kak." Nanon menjawab. Ia buru buru turun dan bergabung dengan kedua seniornya.
Gedung itu tidak begitu besar, Hanya terdiri dari dua ruangan. Salah satu ruangannya sudah terisi oleh banyak barang, Mungkin peralatan syuting. Di ruangan lainnya sudah ada banyak orang. Earth menarik tangan Nanon dan meminta anak itu untuk duduk di lantai bersama yang lainnya.
"Nanon!" Seorang perempuan memanggil. Nanon mencari cari darimana asal suara itu. Matanya melihat Puim yang duduk di seberangnya. Perempuan itu tersenyum lebar pada Nanon. Melihat seniornya, Nanon balas tersenyum dan melambaikan tangan.
Tak disangka sangka, Puim berdiri dan berpindah tempat duduk ke samping Nanon. Gadis bertubuh kecil itu bisa dengan mudah menyelip diantara orang orang.
"Gue ngga nyangka lo ikut juga di project ini."
"Beberapa hari lalu aku diajak Kak Santa sama Kak Earth. Yaudah aku ikut aja itung itung belajar. Kak Puim udah lama gabung?" Puim mengangguk mendengar pertanyaan Nanon.
"Gue udah gabung dari tahun pertama jadi mahasiswa perfilman. Biasanya gue jadi kru, Cuma pas film sebelumnya gue jadi cameo doang anjrit. Earth, Bilangin Bang Ben dong, Gue mau dapet peran utama kali ini."
"Lo ngomong aja sama Bang Ben ntar kalo orangnya dateng. Paling cuma di seleksi doang kok."
"Emang naskahnya udah jadi? Udah dipilih cerita yang mana yang mau dipilih?"
Nanon merasa seperti penghalang diantara Earth dan Puim. Semula Nanon hendak mundur sedikit namun niat itu ia urungkan lantaran Bang Ben masuk ke dalam ruangan.
"Yuk duduk semua, Rapatnya mau kita mulai sekarang." Tutur Bang Ben.
"Jadi setelah zoom meeting sama tim naskah dan beberapa perwakilan sponsor, Kita udah nentuin satu cerita buat dikembangin. Ploy, Lo sebagai pemimpin tim naskah bisa jelasin ke yang lain sekarang."
"Yaelah Bang Ben, Padahal lo bisa jelasin sendiri. Kan udah gue bilang gue lagi sakit gigi." Seseorang bernama Ploy menjawab.
"Yaudah kita ganti aja pemimpin tim naskahnya, Ploy lagi sakit gigi katanya." Ujar Bang Ben sarkastik.
"Eh jangan jangan. Ngga terlalu sakit kok hehehehe. Jadi gini guys, Kita bakal mengangkat kisah nyata dari kejadian beberapa bulan lalu. Yang kecelakaan 2 remaja mabuk waktu itu loh. Dari hasil riset, Mereka berdua tuh sepasang kekasih guys. Buat yang belum tau, Salah satunya meninggal di tempat sementara satunya berhasil selamat. Tapi sayangnya kita ngga bisa dapet informasi yang lebih detail. Kita ngga tau siapa aja korban korbannya, Dimana korban selamatnya sekarang, Gimana keadaannya, Masa lalu korban, Kehidupan korban sebelum terjadi kecelakaan. Karena itu berdasarkan hasil rapat, Kita sepakat buat memodifikasi bagian awal dan akhir cerita. Kita jadiin kecelakaan malam itu sebagai klimaks nya. Kalian tau apa yang menarik? Kata mereka, Pas kecelakaan lagu yang terputar di mobil itu bener bener bikin merinding."