garis waktu

8 1 0
                                    

aku ingat pertama kali melihat mu. kau masuk dalam hidupku ku tanpa permisi, berputar bagai gangsing dalam pikiran ku. entah kau milik siapa, hatiku keras kepala.

ceritakanlah tentang harimu, berbincanglah sampai salah satu dari kita tertidur. aku tidak akan bosan dengan semua yang kau ketik, betapa sering ku menduga duga adakah kode yang tersirat dalam kolom chat kita?
jika kau percaya akan jodoh, mungkin ini adalah contohnya. dan aku tidak berbicara prihal paras mu, atau apa yang kau punya. ada sesuatu tentang mu yang membuat ku baik baik saja. entah apa.

kau selalu mampu membuat ku jujur mengenai segala hal, kecuali satu, perasaan ku. andai saja aku mampu memberi tau mu, tapi aku terlalu takut akan reaksimu yang tidak sesuai dengan imajinasi ku selama ini.
bukan kah fiksi lebih meninabobokan dibandingkan kenyataan? bukan kah kita adalah  dua orang yang terlanjur menikmati berkubang dalam zona pertemanan? tubuh kita berlumur harapan palsu.

tunggu sebentar. izin kan aku keluar dari zona pertahanan kita untuk sejenak. akan ku tunjukkan pada mu sebuah gerbang menuju parallel. didunia parallel, aku tidak perlu repot-repot menyatakan apaun. kau akan setuju untuk bersanding dengan ku, tanpa perlu ada serentetan peristiwa yang membuat kita semakin pelik.

didunia parallel keadaannya akan jauh berbeda walau begitu kau tau aku akan tetap menjadi orang yang sama, merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa dan menyakitimu dengan mustahil.

apakah tangis masih menghiasi pelupuk matamu, apakah lara masih menaungi keseharianmu? aku harap kau belajar lagi berbahagia.
jangan khawatir mengenai kabar ku, aku masih baik baik saja. memamerkan senyum palsu, untuk seorang badut seperti ku adalah hal biasa.

kudengar seseorang berhasil menghancurkan hatimu. hampir saja aku yang terbiasa bertepuk sebelah tangan ini bertepuk tangan sambil memuji muji karma. tapi mana mungkin aku tega melihat mu berduka? orang bodoh macam apa yang membiarkan mu terluka?

kau yang ku yakin tercipta saat tuhan sedang gembira, sebenar benarnya pantas mendapatkan yang terbaik. atau jika tidak, izinkanlah aku mencoba memberi yang terbaik.

kau menangis deras, katamu ia meninggal mu kedinginan di ujung bumi, bahkan disaat seperti ini kau masih berusaha tegar. kita sama, entah terlalu pintar menyembunyikan perasaan, atau terlalu bodoh untuk menyatakannya.
sudahlah, sesekali tak apa menjadi manusia biasa, wajar untuk terluka, untuk membutuhkan tempat bersandar, untuk tidak baik baik saja.

sembuh itu butuh waktu, bukan paksaan. saat semua berjalan tidak semestinya, kita bisa mengangkat tangan untuk menyerah, atau mengangkat tangan untuk berdoa. ku harap kau memilih yang kedua.

kalau kau sedang rapuh simpan sejenak hatimu, biarkan proses dalam waktu menyembuhkan. perasaan memang tidak bisa di buru buru, tapi juga jangan terlalu lama meratapi seseorang yang tidak bisa menghargai mu.
dekatkanlah dirimu pada orang orang yang membuat mu bahagia. merekalah yang harusnya kau jaga, yang lainnya, hanya menumpang lewat.
jadi sebelum menoleh kebelakang, pastikan kau lihat seseorang yang menanti mu di depan.
mengenang masa lalu bukan berarti harus mengulang. kalau dia tidak bisa menghargai kesempatan yang kau beri, beri dirimu sendiri kesempatan untuk mendapatkan kisah yang lebih baik. karna yang benar benar peduli, akan menghentikan air mata mu jatuh, bukan membiarkan air mata mu jatuh..

ketahuilah, beberapa tangan akan melepaskan genggamannya saat hidupmu bertambah sulit, agar tanganmu kosong dan bisa di genggam oleh seseorang yang takkan pernah melepaskanmu.

aku selalu menganggap rela menunggu seseorang itu bukan berarti bodoh, itu hanya berarti teguh pendirian. karna sekuat apapun kita menyangkal sesuatu yang dikatakan oleh hati, sekuat itu pula hati akan berusaha mendesak.
mungkin karna itulah aku tidak bisa meninggalkan mu sendirian, meski dengan biadabnya kau bertingkah seolah aku adalah buku harian yang kau isi dengan keluh kesahmu tanpa perlu kau tanyakan bagaimana perasaanku.

sampai kapan kita harus begini? sampai nyaliku terkumpul untuk kau hempaskan? atau sampai kau terbang lagi menuju pelukan yang lainnya.

aku ingin kau rindukan, aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi. lalu aku akan bertingkah tak peduli, agar kau tau rasanya jadi aku.

Halu Memiliki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang