Happy Reading Guys
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
•••
Tidak seperti pagi-pagi sebelum. Kali ini raut wajah Riva sangat cerah, entah apa penyebabnya.
"Ishyaa," Gladis menghampiri Riva, lalu mengambil kursi dari sebelah meja Riva.
"Apa Dis?" tanyanya dengan raut bingung.
Baru juga sampai, Gladis sudah menghampirinya. Biasanya kalau gini Gladis ingin bercerita sesuatu.
"Mau curhat kan lu?"
Gladis menyegir. "Tau aja lu kalau gua curhat, boleh ya? Gua udah pengen curhat dari lama, tapi raut muka lu surem mulu."
"Hm mau curhat apaan?" Riva memperbolehkan Gladis.
Gladis tampak kegirangan. "Masih inget yang gua ceritain di kantin?"
"Hah? Yang mana?" Riva menatap bingung ke arah Gladis.
"Itu loh tentang mas Nathan, anak band itu."
Riva mengingat kembali tentang cowok yang dimaksud, setelah dia ingat dia lalu mengangguk. "Kenapa emang sama dia?"
"Gua kemarin habis jalan sama dia, sumpah keren banget dia anjim."
"Keren dari mananya sih? Perasaan dia biasa aja deh. Gak ada gantengnya."
"Ishya yaallah dia ganteng kayak gitu lu bilang biasa aja? Nih liat, orang ganteng banget kayak gini." Gladis memperlihatkan foto barengnya dengan Mas Nathan.
"Gantengan juga crush gua, udah ganteng keren terus dia tuh cool." Riva menunjukkan salah satu foto bareng anak XII-A2 tepatnya menunjukkan foto Mas Dipta.
"Anjir lu suka sama anak sini? Kelas berapa?"
"Intinya separkiran sama kita, anak pakai sepeda motor ninja hijau."
"Kok kayak pernah liat ya dia? Familiar sama ciri-ciri yang lu sebutin." Gadis merasa kenal dengan cowok yang di deskripsikan oleh Riva.
"Geblek, orang separkiran sama kita ya jelas kenal lah. Apalagi sepeda dia mencolok banget," Riva geram dengan kelemotan Gladis.
Gladis menyengir. "Maklumin udah tau temennya lemot, jadi jangan uring-uringan."
"Back, terus lu kenapa sama Mas Nathan? Lu mau curhat apaan?"
"Oh itu, gua kan kemarin habis jalan sama dia. Sebenernya sih bukan jalan berdua, itu habis kumpul extra, terus pas pulang di ajak mampir ke cafe sama dia." Gladis menghadap Riva. "Terus di sana kita curhat-curhat. Dia enakan lah ternyata orangnya, apalagi kalau di ajak curhat. Nyaman banget rasanya kalau curhat sama dia."
Riva hanya diam mendengarkan semua yang diucapkan oleh Gladis, tak ingin memberi tanggapan karena dia tidak tahu harus memberikan respon seperti apa.
"Gua sama dia dulunya sempat pacaran cuma putus terus kemarin dia ngajak balikan, tapi gua agak ragu antara balikan apa enggak."
"Hah kenapa ragu?" tanya Riva ke Gladis.
"Kita terlalu jauh Shya."
Riva menatap bingung Gladis, dia tidak mengerti apa-apa tentang Gladis karena selama ini keduanya tidak cukup dekat. Dekat juga baru beberapa hari setelah kenaikan kelas XI.
"Hah gimana? Jauh apanya? Katanya anak XII-IPS 5."
"Jauh yang gua maksud itu enggak jauh kelasnya. Kalau kelas itu deket banget. Tapi tembok kita terlalu tinggi. Gua sama dia beda agama enggak memungkinkan kita bersatu. Apalagi ayah dia itu pendeta." Jelas Gladis pada Riva.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DIPTA (END)
RandomRivashya Auleora Pramata cewek cuek dengan rambut sebahunya. Riva sangat acuh dengan keadaan sekitar, bahkan dengan teman seangkatannya pun dia tidak banyak yang kenal. Selama satu tahun terakhir Riva terlibat scandal perasaan dengan sahabat di masa...