BAB 20

169 25 2
                                    

Happy Birthday Mas
Wish you all the best
Thanks for all memories at school
This is for you
-aul (21-09-2023)


Spesial ulang tahun mas D aku bakal double up nih

Happy Reading

Vote komen ya biar aku semangat

•••

"Dis, anterin gua dulu dong, gua kebelet nih." Riva menghampiri Gladis yang hendak membuka kotak makannya.

Bel istirahat memang baru saja berbunyi, biasanya Riva dan Gladis memang langsung memakan bekalnya jika tidak ke kantin. Tapi kali ini Riva kebelet, dia tidak suka jika keluar dari kelas dalam kondisi rame seperti sekarang.

"Kebiasaan jam segini selalu absen dulu ke kamar mandi," gerutu Gladis tapi tetap menyimpan kembali kotak makannya.

"Udah tahu kebiasaan, jadi jangan heran ya. Toh kalau bukan jam istirahat gua biasanya juga berangkat sendiri."

"Udah ayok, sekalian turun ke kantin."

Ketika Gladis akan mengapit lengan Riva seperti biasa, Riva malah sudah ngacir duluan untuk keluar kelas karena sudah tidak tahan.

"Dis jalannya buruan napa sih, gua kebelet banget ini." Riva menggerutu, Gladis berada jauh di belakang dia. Dia berlari kecil sedangkan Gladis malah berjalan santai.

"Mboh ah, bye gua duluan gak kuat!" Riva segera berlari meninggalkan Gladis.

Gladis hanya menggelengkan kepala, Riva yang mengajak Riva pula yang meninggalkannya. Sudah tak asing, karena memang selalu seperti itu, letak kamar mandi yang ada di pojok gedung anak kelas 10 membuatnya harus berputar koridor.

"Shya, udah!" teriak Gladis.

Ceklek

"Lama amat, lagian ya bikin toilet kenapa jauh banget sih dari kelas."

"Ayo ngantin."

Riva dan Gladis berjalan beriringan keluar dari toilet, netra Gladis melihat-lihat sekitar kali aja dia bertemu cowok. Menatap kearah lapangan tengah melihat anak kelas 12 yang berlalu lalang.

"Va lihat kearah bawah," suruh Gladis ke Riva. Riva pun melihat kearah bawah, ternyata disana ada Dipta dan salah satu temannya.

"Yang lagi ultah mukanya seneng banget ya."

"Seneng dari mananya, itu muka Dipta songong kayak gitu juga. Lu juga kenapa sih bisa nyantol ke tuh anak, songong cuek judes lagi."

"Itu semua udah ciri khas dia, gua mana bisa ngelak."

"Heleh botak aja, dia Shya."

Puk

"Coba ngomong lagi sini."

Riva menatap garang Gladis, enak saja dia bilang Dipta botak. Dipta tidak botak hanya saja dia habis mencukur rambutnya.

"Eh gak gak." Gladis mengamit lengan Riva, lebih baik dia segera menarik Riva ke kantin.

•••

Sepulang sekolah, Dipta langsung pulang. Dia tidak kumpul terlebih dulu karena mamanya telfon agar ia pulang cepat.

MAS DIPTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang