Happy Reading
•••
Malam telah berganti pagi, seperti biasanya Riva dan Alizza berangkat ke sekolah bersama. Kondisi tubuhnya sudah lebih baik, mungkin efek semalam dapat paparazi foto dari mas crushnya.
"Lu yang bonceng apa gua yang bonceng?"
"Lu aja." Alizza kemudian langsung naik ke jok belakang sepeda motor Riva. Riva pun menjalankan sepedanya.
Riva menghentikan sepeda motornya ketika lampu lalu lintas berwarna merah, keduanya asik berbincang membahas kejadian senin lalu sembari menunggu lampu hijau.
"Kayaknya gua kalau ketemu sama Mas nya, gua mau nyapa dia deh. Kemarin di tolong masa pas ketemu gak di sapa, gak sopan banget," ujar Riva.
"Terserah lu sih," jawab Alizza singkat. "Tapi lu yakin? Emang berani?"
Riva tak menjawab, sebenarnya dia juga tidak tahu jika nanti dihadapkan dengan Dipta dia berani menyapa atau tidak. Saat asik dengan fikirannya, dari belakangnya terdengar suara knalpot sepeda motor yang sangat Riva hafal.
Riva dan Alizza kompak menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata orang yang tadi mereka bicarakan sekarang berada tepat di sebelah kanan mereka.
"Nah tuh orangnya, tadi katanya mau nyapa."
Riva langsung mengeplak tangan Alizza. "Nyapa gimana woilah!"
"Mana gua tau katanya mau nyapa, yaudah itu orangnya." Dengan sengaja Alizza mengeraskan nada bicaranya.
Karena nada bicara Alizza yang cukup keras, Dipta akhirnya menolehkan kepala ke arah keduanya. Di balik kaca helm full face yang dia kenakan, matanya menyipit kala melihat wajah cewek yang sepertinya tidak asing.
"Ah ternyata adik kelas kemarin," Pikir Dipta. Dipta pun membuka kaca helm berniat menyapa adik kelas tersebut.
"Hai, adek kemarin kan?" tanya Dipta ke arah Riva sambil mengulurkan tangan.
Alizza menyuruh Riva agar membalas uluran tangan Dipta. Riva tersenyum tipis membalas uluran tangan Dipta, sedangkan Alizza mengalihkan pandangan ke arah lain agar dia tak menyaksikan kejadian ini.
"Iya mas aku Riva."
"Gak harus sebut nama kan? Kemarin udah tau gitu nama ku." jawab Dipta sambil terkekeh. Riva membalasnya dengan Anggukan.
"Udah mau sampe kapan jabat tangan terus? Gak lihat itu udah hijau?" tanya Alizza dengan sedikit sewot, dengan cepat Riva melepas jabat tangannya dengan Dipta. Sungguh bikin kesal saja.
Tin.
Suara klakson yang Dipta bunyikan seolah memberi tahu kalau dia pergi dahulu, kemudian Dipta mengendarai sepedanya dengan kecepatan di atas rata-rata.
•••
"Ishya! Anterin kantin dong." Ya itu suara Gladis, yang selalu merecokinya ketika bel istirahat berbunyi.
"Kebiasaan," cibir Riva.
"Eh eh!" Riva yang hendak berdiri tak jadi karena Gladis tiba-tiba menghentikan. "Kenapa sih?!"
"Gak jadi deh, anterin gua ke lantai bawah aja deh. Gua ke kantinnya sama Fadli aja," ucap Gladis sambil menyengir.
"Males, lu sendirian aja orang tinggal turun udah nyampe ke lantai 2 pakai acara di anter," jawabnya tapi Gladis malah terus merengek agar di anter. "Kali aja nanti Fadli sama crush lu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DIPTA (END)
RandomRivashya Auleora Pramata cewek cuek dengan rambut sebahunya. Riva sangat acuh dengan keadaan sekitar, bahkan dengan teman seangkatannya pun dia tidak banyak yang kenal. Selama satu tahun terakhir Riva terlibat scandal perasaan dengan sahabat di masa...