👟 EXTRA CHAPTER 👟

329 19 3
                                    

Lebaran Idhul Fitri sudah berlalu, namun bagi Jora kelakuan Jarqi saat itu tidak bisa di lupakan karena menurutnya Jarqi sangat sangat aneh.Bagaimana bisa seorang Jarqi yang disekolah berperilaku cool layaknya es tiba tiba saat berkumpul dengan keluarga akan sangat berbeda.

Kisahnya dimulai ketika Idhul Fitri hari ke 3 Jora memutuskan untuk bersilaturahmi menuju saudara satu satunya yang berada di kota yang sama, yaitu keluarga Jarqi.

Jora berangkat bersama Mama dan juga Mbak Rina, Papa tidak bisa ikut karena memiliki banyak tamu dirumah yang harus bertemu dengan dirinya, dan Mbak Una jelas tidak ikut karena sudah memiliki keluarga sendiri bersama suaminya.

"Berarti habis dari Pakdhe Yono kita langsung kerumah Simbah kan?"

Mama mengangguk lalu memakai helmnya "Mbak Rina nanti yang mimpin jalan, kamu ngikutin di belakang ya"

Jora mengacungkan jempolnya setuju, lumayan juga diperjalanan nanti dia tidak harus berpikir soal rute jalanan karena sudah ada Mbak Rina yang memandu jalan.Hmm jangan ditiru kelakuan buruk Jora yah, walau begitu kita harus tetap fokus pada rute jalanan.

Selama perjalan yang jauh Jora bersenandung sambil menikmati kemacetan yang sedang dia hadapi.

"Asik banget pada mudik keluar kota, gue juga kan mau"

Jora berdecak melihat kemacetan yang tak kunjung selesai.Sepertinya hari ini semesta tidak berpihak pada Jora karena saat menkmati kemacetan tiba tiba hujan turun dengan deras tanpa permisi sama sekali.

"Bro?!, yang bener aja tiba tiba ujan gini, minimal gerimis dulu dong!"

Jora menatap kearah motor didepannya yang dikendarai oleh Mbak Rina dan Mama.

"Jora melipir dulu didepan Rumah Makan Padang itu ya!"

Jora mengangguk lalu segera mengikuti motor Mbak Rina.

"Mama beli mantol di toko sebelah dulu ya"

"Emang di jok motor gak ada?"

"Cuma ada 2, nanti kamu kehujanan"

"Ouh yaudah oke"

Jora dan Mbak Rina jongkok didepan Rumah Makan Padang sambil bercanda gurau, setelah Mbak Una menikah mereka berdua semakin menjadi gilanya, karena Mbak Una lah yang selalu mengontrol kegilaan kedua adiknya tapi semua itu telah selesai karena Mbak Una sudah tidak berada di rumah yang sama.Mama dan Papa lah yang menjadi sasaran kegilaan kedua anak itu.

"Mbak apa bedanya Soto sama Coto?"

Mbak Rina bergumam memikirkan jawaban dengan wajah yang sangat serius "Soto kuahnya bening kalau Coto pakai santen?"

Jora mengerutkan kedua alisnya bingung "Emang iya?"

Mbak Rina ikut mengerutkan alisnya sama sama bingung "Ya gatau, kok kamu malah balik nanya ke Mbak sih?"

Jora terkekeh lalu meneuk dahinya sendiri "Iya juga"

Mbak Rina mendorong dahi Jora gemas karena adiknya itu kadang suka berperilaku seperti orang bodoh "Jadi apa jawabannya?"

Jora terssenyum aneh sambil mengangkat kedua alisnya beberapa kali, setelah itu dia mengambil nafasnya untuk siap siap menjawab pertanyaan itu.

"Jawabannya adalah Soto terbuat dari Sapi kalau Coto itu terbuat dari Capi AHAHAHAHA"

Mbak Rina menatap datar Jora lalu memanlingkan wajahnya ke sembarang arah, malu melihat adiknya yang memiliki humor sangat jelek.Siapapun angkut Jora sekarang juga, karena Mbak Rina tidak membutuhkan Jora dalam hidup perjokesan ini.







SEPUPU ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang