"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai dalam kehangatan yang diberikan oleh kenangan lama dan harapan baru.
Watanabe Haruto ♡ Park Jeongwoo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeongwoo sudah membuat keputusan agar sebisa mungkin ia tidak berurusan dengan anak berdarah Jepang bernama Watanabe Haruto.
Bagaimana tidak?
Baru dua minggu sejak masa SMA baru dimulai Haruto sudah membuat dua keributan yang pasti Jeongwoo tidak ingin terlibat ke dalamnya. Salah satu keributan yang dibuatnya sudah pasti adalah berkelahi.
Entah atas alasan apa yang membuat perkelahian itu terjadi yang pasti satu sekolah mengetahui kalau lawan Haruto benar-benar pulang dalam keadaaan bonyok atas karya dari bogeman Haruto.
Benar-benar menakutkan.
"Augh. Membayangkannya saja menyeramkan"
Dan nahasnya Haruto itu adalah teman satu kelasnya saat ini. Padahal Jeongwoo sudah memimpikan masa-masa SMA yang tenang dan menyenangkan. Tapi sepertinya harapan itu mungkin tidak akan terwujud dengan adanya Haruto di kelasnya.
Tapi untungnya Haruto ini hanya salah satu murid berandal di kelasnya. Dia tidak membully teman-temannya. Haruto sebenarnya cukup pendiam dan sangat suka menyendiri. Bisa dibilang dia tidak memiliki teman.
Semua orang di kelasnya takut dengan aura gelap yang Haruto pancarkan setiap hari di kelasnya.
Perawakan tinggi tegap dengan wajah tegas mata tajam dan rambut tebal hitamnya benar-benar menyempurnakan sosoknya yang ditakuti oleh teman-temannya sendiri.
Dan satu lagi. Suara Haruto sangat berat. Jeongwoo bahkan sempat tidak yakin kalau Haruto ini benar-benar seumuran dengannya.
***
Terik matahari di siang hari ini benar-benar bisa membunuh Jeongwoo saat ini juga.
Berada di lapangan bermain bola voli benar-benar menguras seluruh energi dan juga keringatnya. Sial sekali kelasnya mendapat jam olahraga di siang hari bukannya pagi.
"Kalau kau lelah istirahat saja dulu, jangan pingsan disini. Aku tidak mau menggendongmu lagi" ujar Junghwan pada Jeongwoo yang keadannya sudah tidak karuan.
"Siapa juga yang minta di gendong? Tidak apa. Aku masih kuat, ini mulai menyenangkan" jawab Jeongwoo sambil menyeka rambutnya ke belakang lalu menarik napas semangat. Mereka memulai kembali permainan.
Ini sesi mereka bermain bebas setelah materi yang guru berikan tadi. Saat ini guru yang mengawasi mereka saat ini sedang pergi entah kemana, mungkin saja sedang bersantai di ruangannya.