♡Querencia♡
Piring : Haruto & Jeongwoo
Genre : Romance, Drama, School
Part : 17
"Kita akan hadapi semuanya bersama, Jeongwoo," ucapnya lalu menggenggam erat kedua tangan mungil dan halus milik pemuda manis di hadapannya.
Jeongwoo hanya mengangguk pelan dan membalas senyumah tipis Haruto dengan senyum lebarnya seperti biasa. "Terimakasih banyak, Haruto."
Malam yang dingin itu terasa hangat saat mereka berdua duduk bersebelahan dengan Jeongwoo yang bersandar pada bahu si Haruto.
"Kalau kau, Haruto. Apa ada yang ingin kau ceritakan padaku?" kini Jeongwoo balik bertanya, ia jadi semakin ingin tahu tentang sosok di sampingnya saat ini.
Haruto terdiam sejenak memikirkan apa yang harus ia utarakan pada Jeongwoo, mulai darimana baiknya?
"Kau sudah tahu sendiri bagaimana keadaanku saat ini. Tapi sebenarnya kehidupanku yang dulu tidaklah seperti ini. Ini semua karena perbuatan pria brengsek itu,"
"Siapa dia?"
"Ayahku,"
Jeongwoo mengangguk memahami.
"Sejak dulu dia selalu menganggur dan tidak pernah mau bekerja. Dia bahkan hanya bisa mabuk-mabukkan lalu membuat keributan di rumah. Bahkan saat aku yang masih kecil waktu itu sudah bisa merasakan benci teramat dalam pada pria itu, aku sangat membencinya,"
"Sampai pada akhirnya dia pergi menghilang membawa semua sisa tabungan yang Ibu miliki untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya itu, dia bahkan masih bisa berhutang di bank dengan jaminan rumah tanpa Ibu ketahui. Sampai pada akhirnya rumah satu-satunya yang kita miliki di sita oleh pihak bank karena tidak bisa melunasi hutang pria itu. Tidak hanya pada pihak bank, dia juga berhutang pada saudaranya sendiri sampai-sampai Ibu yang harus melunasi hutangnya karena pria itu tidak bisa ditemukan,"
"Sejak saat itu aku mulai membantu Ibu mencari uang dengan menjual dagangan-dagangan di sekolah dan akhirnya Ibu mulai bekerja di pabrik. Sejak masuk SMP hingga sekarang aku selalu mendapatkan beasiswa karena nilaiku yang tinggi, jadi untuk kuliah nanti aku juga harus bisa mendapatkan beasiswa agar aku bisa menyelesaikan pendidikanku dan mengambil kembali rumah milik Ibu."
Jeongwoo benar-benar tidak menyangka Haruto sudah melewati hal seberat itu sejak masih muda. Tidak pernah merasakan rasanya bermain dengan teman-teman seumurannya karena sibuk bekerja membantu Ibunya. Mungkin itu semua yang membuat Haruto memiliki sifat dingin dan sulit didekati, dia takut terlibat dengan orang lain entah apapun yang dilakukannya. Tapi Jeongwoo akui Haruto itu orang yang hebat. Bisa melalui semua ini sampai sejauh ini dan tetap mementingkan pendidikannya. Walau sebenarnya Haruto masih terlalu memaksakan diri.
"Kau hebat, Haruto. Terimakasih sudah berjuang keras selama ini untukmu sendiri dan Ibumu,"
"Kenapa malah kau yang berterimakasih?" bingung Haruto.
"Entahlah. Rasanya aku benar-benar bisa merasakan semua perjuanganmu, dan itu perlu di apresiasi kan?"
Haruto tersenyum geli dengan alasan yang Jeongwoo berikan. Jeongwoo selalu bisa memberikan alasan yang lucu. Dan Malam semakin larut dan udara semakin dingin menusuk ke dalam tubuh dua remaja yang masih terkunci di dalam toilet sekolah itu. Suasana hening di dalam sana membuat masing-masing dari mereka bisa mendengar suara detak jantung masing-masing dan seolah melebur bersama dalam kegelapan yang dingin namun terasa hangat saat mereka berdua saling bersandar satu sama lain.
Terdengar suara langkah kaki beriringan mendekat dan mereka berdua menyadari hal itu. "Kau dengar itu kan?" tanya Haruto.
"Iya. Aku juga mendengarnya, suara langkah kaki,"
"JEONGWOO! JEONGWOO!"
"Eoh? Itu suaranya Junghwan?" Jeongwoo menyadari kala suara Junghwan memanggil namanya. "Junghwan! Junghwan! Aku disini!" Jeongwoo berteriak sekuat tenanga sambil Haruto yang membantu menggedor pintu agar sumber suara mereka terdengar.
Tak lama setelah itu pintu dibuka oleh sang penjaga sekolah dengan Junghwan di belakangnya dan matanya yang sudah berkaca-kaca menatap khawatir pada sahabatnya yang tiba-tiba menghilang tadi padahal bilangnya mau ke kamar mandi saja.
"Jeongwoo!" Junghwan segera memeluk Jeongwoo erat melampiaskan rasa khawatirnya diganti menjadi rasa syukur sebab sahabatnya itu baik-baik saja.
"Junghwan,"
"Kau bodoh! Bagaimana bisa menjatuhkan tas yang berisi ponselmu! Jika saja aku tidak menemukan tas mu aku mungkin akan langsung pulang karena mengira kau juga sudah pulang,"
"Maafkan Aku, Junghwan. Tadi aku ketakutan dan panik jadinya lari sampai menjatuhkan tasku tanpa sadar,"
"Aku pergi dulu," pamit Haruto lirih pada Jeongwoo dan langsung berlalu pergi meninggalkan Jeongwoo dan Junghwan yang sedang berdrama itu.
"Sudah-sudah. Lebih baik kalian berdua pulang sekarang!" titah penjaga sekolah tersebut dengan tegas. Beruntung ada penjaga sekolah tersebut yang datang menolong Junghwan mencari Jeongwoo tadi. Jeongwoo dan Junghwan tidak lupa berterimakasih pada penjaga gedung itu.
"Bagaimana bisa kau sampai terkunci bersama Haruto tadi? Dia sungguh tidak berbuat apa-apa padamu kan? Apa jangan-jangan dia yang sengaja menjebakmu agar bisa berduaan saja di dalam toilet dan dia akan memper–"
"Ssstt!!" Jeongwoo mengunci mulut lemas Junghwan dengan jari telunjuknya. "Cukup. Jangan berpikir terlalu jauh, kau terlalu banyak nonton film aneh,"
"Lalu bagaimana kalian bisa terkunci bersama?" kini Junghwan bertanya dengan lebih singkat.
Jeongwoo tersenyum simpul mengingat kejadian singkat tadi lalu menceritakan semua alur mulai dari dia tidak sengaja bertemu Haruto di lorong saat Jeongwoo sedang panik ketakutan sampai mereka terkunci di kamar mandi bersama tadi.
To Be Continued...
- 08.05.2023 -
Yeayy akhirnya bisa update hehe~
Maafin ya udah ngebiarin Hajeongwoo kekunci di kamar mandi selama 2 bulan lebih 😔
Terimakasih buat yang sudah mau nungguin cerita ini sampai sekarang 🥺
Semoga kalian ga lupa sama jalan ceritanya ya hehe 👉👈
Love You All 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Querencia | Hajeongwoo ♡
Fanfiction"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai dalam kehangatan yang diberikan oleh kenangan lama dan harapan baru. Watanabe Haruto ♡ Park Jeongwoo...