"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai dalam kehangatan yang diberikan oleh kenangan lama dan harapan baru.
Watanabe Haruto ♡ Park Jeongwoo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BRAKK!!
Jeongwoo sedikit terperanjat dari duduknya kala Ayahnya membanting hasil ujiannya di atas meja. Jeongwoo sudah menduga hal ini akan terjadi. Ayahnya tidak pernah puas apalagi memuji hasil usaha Jeongwoo selama ini. Ayahnya hanya mengharap kesempurnaan dari Jeongwoo disaaat Ayahnya masih belum bisa menjadi sosok Ayah yang sempurna di mata Jeongwoo. Apa gunanya bergelimang harta jika kasih sayang orang tua saja tidak Jeongwoo dapatkan?
"Sudah berapa kali Ayah bilang untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi?! Minimal tiga besar di dalam kelas!"
"Jeongwoo sudah berusaha, Ayah. Jeongwoo benar-benar sudah berusaha untuk mendapatkan nilai yang terbaik kali ini..."
"Usahamu itu masih tidak sebanding dengan usaha Ayah untuk membesarkanmu sendirian selama ini!"
Jeongwoo menguatkan kepalan tangannya berusaha menahan emosinya.
"Ayah juga tahu akhir-akhir ini kau sering kelayapan bermain entah apa yang kau lakukan. Apa kau sudah menganggap ini semua lelucon hah?!"
"T-tidak, Ayah..."
"Aku mengadopsimu dulu karena kau yang terpandai dari semua anak di panti asuhan di Korea ini. Jika kemampuan menurun sampai kau lulus nanti aku bersumpah akan mengembalikanmu ke tempat kumuh itu!"
Tubuh Jeongwoo bergetar hebat ketakutan membayangkan apa yang akan Ayahnya lakukan jika ia benar-benar gagal dalam ujian selanjutnya. Jeongwoo tidak ingin ditinggalkan lagi. Jeongwoo hanya ingin merasakan kasih sayang dari orang tua namun itu tidak mungkin. Orang tua kandungnya menelantarkannya kemudian ia di adopsi namun malah dijadikan alat untuk penghasil uang di masa depan nanti.
Ayah Jeongwoo menangkup wajah Jeongwoo dengan satu tangannya mendekatkan wajahnya pada anaknya itu.
"Dengarkan ini baik-baik. Jika ujian berikutnya kau gagal memenuhi harapanku...Aku akan benar-benar membuangmu ke tempat sampah, Park Jeongwoo" ucapnya penuh penekanan lalu ia menghempaskan anaknya begitu saja ke lantai. Jeongwoo terdiam menyaksikan Ayahnya berjalan keluar meninggalkannya.
***
"Jeongwoo!"
Jeongwoo bergidik bahu saat suara itu memanggilnya. Ia menoleh mendapati Haruto yang penuh keringat dengan napas yang terengah-engah kini sedang berjalan perlahan mendekatinya.
"Haruto?" gumam Jeongwoo.
"Apa yang kau lakukan disini? Apa yang terjadi?" tanya Haruto setelah mengatur napasnya. Ia berjongkok di depan kursi yang Jeongwoo duduki mendangak memandang pria manis dihadapannya itu mencoba menyembunyikan air matanya.