[ 20 ] enchanted

488 91 4
                                    

20 - enchanted

"Lo pacaran sama Zio?"

Pertanyaan itu nyaris membuat Lisa jantungan. Pasalnya, pertanyaan itu muncul dari Alano, bukan Thalita. Maksudnya, sejak kapan Alano doyan sama topik seperti ini.

Lisa kontan menoleh pada Thalita yang sedang nyengir lebar. Gadis poni itu memutar bola matanya jengah, "bilang apa lo sama Ano?" tanyanya yang hanya dibalas 'ehehe' garing dari Thalita.

Alano menaikkan kedua alisnya, tersenyum tipis. "Jadi bener, nih?"

"Duh, kenapa kalian jadi ngeselin, sih?!" dumel Lisa yang merasa dirinya terpojokkan, meskipun bibirnya tanpa bisa dicegah turut membentuk lengkungan manis  secara simetris. Sebuah senyum yang punya banyak arti.

"Idih-idih, nyengir lo." seru Thalita.

"Jadi, Sa?"

"Enggak, eh?" Lisa terkejut ketika mendapati Alano dan Thalita justru tertawa kecil.

Alano memakan batagornya santai, "belum, ya'e, to."

Lisa mengusap wajahnya kasar, kadang rasanya setai ini kalau punya temen yang kelewat peka. Bukannya Lisa tidak bersyukur, dia bersyukur, sangat. Tapi kalau buat diceng-cengin begini, siapa yang rela?

"Hush! Udah, dong, kampret."

"DEMI APA LO MALU, SA?!" heboh Thalita sampai teriak melihat muka Lisa yang merah. Alano yang jarang tertawa aja bisa ngakak sampai keselek batagor.

"Ohok-ohok... aduh, lo bisa malu, Sa?"

Lisa tidak pernah tau kalau Alano ternyata bisa sekampret ini kalau menjahili orang. Thalita langsung menyodorkan botol mineral miliknya kepada Alano.

"Aduh, demi apa, sih, ternyata lo punya kemaluan." Thalita tertawa sebentar sebelum terdiam kalau ternyata dia ketawa sendirian. "Apa?"

Alano ketawa garing, "kalimat lo ada yang salah, deh, Ta."

"Ha? Salah di mana? Ternyata lo punya kem... ASTAGHFIRULLAH!! YA ALLAH MAAFKAN TATA! TATA NGGAK SADAR HUHU. BUKAN ITU MAKSUDNYA." Thalita kembali heboh, dramatis sekali, sampai mengundang perhatian orang-orang yang juga lagi nongkrong di kantin FTI.

"Padahal mau gue jawab, lho, Ta. YA JELAS GUE PUNYA SEJAK LAHIR!!" sahut Lisa frustasi.

"Yaudah sih, salah ngomong doang." balas Thalita.

"Salahnya tuh fatal, Ta. Untung yang denger cuma gue sama Ano, satu dunia tau juga bakal ngetawain lo, setan." ujar Lisa pedas, gadis itu terkikik geli melihat Thalita yang menahan kesal.

Lisa menyalakan ponselnya, melihat jam pada layar lock-screen-nya. Gadis itu kemudian celingak-celinguk ke arah parkiran yang memang kelihatan ceto welo-welo dari kantin fakultas teknik informatika tersebut. Lisa membuka kunci ponselnya dengan kode yang belum pernah berubah sejak pertama kali Lisa membelinya, tanggal di mana Lisa berhasil melarikan diri.

Lisa Derias : Yo, di mana?

"No, Ta, hari ini gue nggak bareng, ya. Kalian balik aja duluan, ada urusan, hehe." kata Lisa yang aslinya ada janji dengan Zio.

"Urusan apa nih? Urusan ati?" sahut Alano.

Thalita tertawa bahagia, Lisa tertawa hambar. "No, lo dicekokin apaan sama, Thalita?"

Lisa meluncurkan dengusan kesal, gadis itu meraih tas jinjingnya sebelum bangkit ketika mendapati pesan balasan dari Zio yang menyatakan laki-laki itu sudah berada di parkiran sekarang. "Bye, dayang, princess mau jalan-jalan, dulu." pamitnya setelah melambai manja dan melemparkan kedipan genit yang praktis membuat Thalita memberikan tampang jijiknya.

Stalker | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang