[ 26 ] who am i?

329 60 5
                                    

26 - who am i?

Pada akhirnya, Zio tidak sanggup memenuhi permintaan Thalita dua minggu lalu di rumah sakit.

Iya, dua minggu sudah berlalu.

Lisa sudah pulang dari rumah sakit setelah tiga hari di rawat dan mulai menjalani kehidupannya seperti sebelumnya, seperti dulu, ketika Zio belum menjamah kehidupannya. Sedangkan Zio, berusaha keras hidup seperti sebelum Lisa datang ke hidupnya. Tapi, kelihatannya Lisa berhasil. Sementara Zio, sama sekali gagal, masih setia meratapi Lisa ketika hatinya tiba-tiba berdenyut sakit.

"Bangsat!! Nggak gini caranya, anjing!"

Itu suara Mike, yang untuk kesekian kalinya mendapati Zio sedang berciuman dengan salah satu mahasiswi di ujung parkiran. Mike menyugar rambutnya frustasi. Dan Ajun hanya berperan sebagai tokoh tritagonis untuk menengahi keduanya.

"Lucu lo, Zi! Gila, lo! Nggak punya otak lo hah?! Anjing!!"

Sebenarnya, apa yang dikatakan Mike sedikit banyak ada benarnya. Zio memang gila, sebab memilih jalur si sisi kiri untuk melupakan rasa sakit di hatinya.

"Lo--" entah sumpah serapah dengan bentuk bagaimana lagi yang hendak Mike sampaikan, kalimatnya terpotong begitu saja sebelum laki-laki sedikit gelap tersebut berlari kencang meninggalkan Zio yang mematung dengan Ajun yang menatap iba.

"Lisa..." gumaman itu Zio ucapkan dengan suara super pelan ketika Mike dan Ajun yang ternyata mengejar Lisa meninggalkan dirinya sendirian. "Who am i to you?" tanyanya kepada sepi yang menjadi saksi.

:/:

Lisa berlalu cepat sekali.

Dadanya berdenyut sakit. It's too hurt. Yang Lisa benci, Lisa tidak ingin membenarkan alasan apa yang membuatnya sesakit ini.

Mempercepat langkahnya, Lisa berusaha mencapai gedung D untuk menemui Thalita. Karena selain Zio, kini cuma Thalita dan Alano yang Lisa punya. Persis seperti dulu.

Ini sudah kali ketiga Lisa menjumpai Zio seperti itu. Di tempat yang sama. Dengan wanita yang berbeda. Dengan kondisi yang sama.

Gagal mencapai Gedung D sebelum air matanya tumpah ruah, Lisa membelokkan langkahnya ke perpustakaan yang sedang kosong. Gadis itu mencapai pojok perpustakaan tepat di belakang rak terakhir.

Gini, Yo.

Walaupun Lisa punya Thalita dan Alano. Tetap saja, yang bisa memeluknya dengan hangat dibarengi rasa menenangkan, cuma Zio.

Kalau nggak ada lo, gue cuma bisa menangis sendirian.

Karena gue benci menangis di depan orang lain.

Karena bagi Lisa, jika saja semua orang di dunia tidak bisa mendengarnya menangis, Lisa ingin menangis sekeras yang dia bisa. Jika saja Lisa diijinkan mengumpati dunia semaunya, Lisa ingin melakukannya sampai dia puas.

Karena Lisa tidak pernah mau semuanya tau seberapa pelik lakon dunianya. Biarkan dunianya saja yang tau seberapa hancur Lisa. Dan ternyata, ternyata dia dunia Lisa.

Lo mengerti gue terlalu dalam, Yo.

Lo menyayangi gue terlalu besar.

Dan ternyata, gue menyayangi lo sama besarnya.

That is why you're so scary.

Ponselnya bergetar beberapa kali, menandakan ada panggilan masuk untuknya. Thalita, Lisa berharap Thalita tidak menyayangi Lisa sebesar Zio.

"Halo, Sa, lo di mana? Mike bilang lo..."

"Lisa... where are you?!"

Lisa tidak menjawab, hanya menangis tertahan. Lisa tau, di ujung sambungan, Thalita mendengarkannya dengan seksama. Thalita mendengarkannya menangis tanpa protes. Tidak ada suara lagi dari Thalita.

Stalker | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang