Remaja itu memelukku dengan air mata yang terus mengalir, ia tengah bersedih karena mengingat ayah dan ibunya yang telah lama meninggal.
“ sekarang aku sendiri, aku gak punya siapa – siapa. Aku udah gak punya tempat untuk aku bercerita banyak hal “
Aku mengelus punggungnya mencoba untuk menenangkannya, “ Allah itu maha pendengar, bahkan sebelum kamu bercerita Allah udah tau apa yang akan dan ingin kamu sampaikan. Tapi Allah tetep pengen dengar suara curhatan kamu, pengen denger suara rintihan kamu, Allah selalu menunggu. Lantas kenapa kamu bisa dan kamu dapatkan kalimat jika kamu tidak punya siapa – siapa ? kamu punya Allah, kamu punya aku, dan kamu punya temen – temen yang sayang sama kamu. Kamu nggak sendirian, banyak orang yang cinta ke kamu tanpa kamu tau “
Cukuplah Allah yang menjadi pendengar setiamu saat tidak ada satupun makhluk yang percaya dengan apa yang kamu ungkapkan, karena ketika kita bercerita pada makhluk kita tidak bisa menjamin jika hanya ia yang tau tentang kita.
“ tapi aku ndak merasakan kalo orang – orang disekitar aku menyayangi aku, aku merasa bahwa mereka itu mulai menjauh dari aku “ dia melap sisa air mata di pipinya, aku bingung kenapa banyak santriwati yang ingin menceritakan keluh kesahnya padaku padahal aku orang yang fakir ilmu.
Jangan pernah takut untuk mengingatkan sesama muslim walaupun dikatain sok alim atau sok suci karena itu adalah sebagian dari tugas seorang muslim.
“ apa didalam doa kamu selalu meminta untuk dijauhkan dari orang – orang yang gak baik buat kamu ?”, dia mengangguk dengan menatap sayu kearahku. “ kalo orang – orang disekeliling kamu itu menjauhi kamu berarti mereka gak baik buat kamu, aku pernah mendengar bahwa Imam Syafi’i pernah berkata seperti ini; ketika dalam kesulitanmu orang – orang meninggalkanmu, itu bisa jadi karena Allah sendirilah yang akan mengurusmu. So, itu lebih baikkan karena yang turun tangan langsungnya Allah sang pencipta kita. Don’t be sad “
Remaja itu kembali memelukku, “ Mbak mau kan jadi Kakaknya aku ?”, aku mengangguk dalam pelukannya.
“ aku kakak kamu, mmm .. Kania “
Aku menghapus air matanya yang kembali mengalir dipipinya, “ belajar yang benar ya biar bisa dapat beasiswa ke kota tarim, tempat yang ingin banget kamu singgahi “
“ Prilly “ aku melihat pada orang yang memanggil namaku, “ iya Mas, ada apa ?”. Aku menghampiri Mas Ali sedikit menjauh dari Kania, aku terus mengedarkan pandanganku takut ada yang melihat dan nantinya menimbulkan fitnah.
Walaupun sebenarnya berbicara antara laki – laki dan perempuan yang bukan mahram itu tidak dilarang, hanya syaratnya pembicaraan yang dilakukan memenuhi ketentuan syara.
Pembicaraan boleh dilakukan jika tidak berkhalwat, tidak menimbulkan fitnah, isi pembicaraan mengandung kebaikan serta tetap menjaga adab kesopanan yang berlaku.
“ selepas ashar kerumah, Umi sakit katanya ingin bertemu “
“ Innalillahi, Laa ba’sa thahuurun insya Allah. Umi sakit apa ?”
“ hanya demam batuk pilek biasa, hanya itu. Maaf mengganggu ya “, aku melihat sorot tenangnya, lalu mengangguk dan menjawab salamnya saat ia berpamitan.
Imam Ghazali berkata; bila mata bertemu mata akan bertemu cinta manusia. Bila dahi bertemu sajadah maka akan bertemu cinta Allah.
Aku kembali menghampiri Kania yang masih setia duduk ditempatnya, dia tidak menanyakan obrolan aku dan Mas Azam, tapi dapat aku lihat dia terus tersenyum. kenapa dia ?“ kamu kenapa ?”
Dia melirikku dengan mata yang berbinar, membenarkan posisi duduknya agar menghadap kearahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight [ PDF ]
Teen FictionPermainan takdir yang akhirnya menyatukan kembali sosok dimasalalu. Cover by Pinterest