Chapter 4, Done, [✓]
Hubungan rahasia mereka barulah seumur jagung.
Namun rasa cinta yang hadir melebihi luasnya galaksi.Cinta Naruto terhadap Hinata begitu dalam dan berlimpah. Memenuhi setiap sudut kosong dalam hati sang wanita.
...
When you're looking at me i've never felt so alive and free
When you're looking at me i've never felt so happy
Ruth B (Dandelions)...
Malam itu Naruto tampak gagah dalam balutan setelan hitam tidak mencolok manakala menjemput sang pujaan hati.
Begitu pula Hinata. Gaun terusan sewarna midnight blue yang mewakili gelapnya biru langit di tengah malam, melekat pas dengan tubuhnya yang ramping. Dia hanya memakai crinolin untuk menambah kesan penuh pada volume gaunnya.
Di atas kepala sang wanita, bertengger pula sebuah Fascinator warna senada yang memiliki aksen ornamen pita dan jaring-jaring. Tampilannya tampak semakin anggun dan feminin dengan rambut yang dicepol rendah sedemikian rupa.Kedua sejoli itu hendak melakukan perjalanan klandestin. Menonton teater di Teater West End, terletak di distrik Theatre Land, London.
Dan itu merupakan pertunjukan komersial papan atas di sana.
Para pemainnya bakal melakoni drama musikal yang berjudul Guys and Doll yang di produseri oleh Ewan McKiba, salah seorang sahabat baik Duke Uzumaki.
Tempatnya pun sudah disediakan langsung oleh Sir Mc.Kiba, yakni di balkon atas bersama segelinti orang asing yang tak akan mengenali siapa mereka sebenarnya.Mrs.Tsunade melepas kepergian nyonya mudanya dan Naruto secara diam-diam.
Sebab hanya dirinyalah dan beberapa orang penjaga yang mengetahui kedatangan Duke Naruto ke Silverwood Hall....
Malam itu begitu tenang dan hanya ada suara binatang malam meramaikan suasana.Samar-samar Mrs.Tsunade mendengar suara kereta kuda memasuki gerbang halaman Silverwood Hall.
Sedikit terheran, sebab Lady Hinata pergi belum ada satu jam lamanya, seingat kepala pelayan itu.Langkah tuanya sedikit bergegas untuk sekadar melihat kepulangan dua orang yang katanya hendak menghabiskan waktu malam bersama.
Namun, ia terperanjat kaget ketika melihat kereta kuda yang berbeda memasuki gerbang. Badannya serasa membeku dengan kekalutan. Kecamuk menyelimutinya.Kereta kuda mewah itu ... milik Lord Fugaku.
.
.
.
Teater West End.
Suasana begitu semarak manakala drama musikal itu tengah menyanyikan sebuah alunan simfoni yang ceria dan menggebrak. Penonton yang hadir begitu larut dalam euforia yang tercipta.
Di bawah sana, lebih ramai lagi kondisinya. Lantai bawah yang terhubung langsung dengan area pub, memudahkan orang-orang untuk menikmati pertunjukan sembari menenggak alkohol atau sekadar soda maupun limun yang dijual di sana.
Mereka menari, ikut bersorak dan mengelu-elukan aktris teater favorit mereka.
Namun jauh di atas sana, barisan tempat Naruto dan Hinata duduk, ada sedikit pemandangan yang berbeda.
Hinata memang mengikuti pertunjukan yang tersaji, namun fokusnya malah teralihkan oleh kejadian saat ia berada di rumah kaca,
Pikirannya menerawang teringat pertemuan dengan seseorang yang bahkan hingga sekarang, tak juga mengetahui identitas gadis itu.
Gadis remaja ... yang sangat mirip dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epic Ending ✔️ [REVISI] || NaruHina
Fanfiction[ Sedang dalam tahap REVISI ] Hinata tidak bisa mendeskripsikan hal aneh apa yang terkadang ia alami beberapa hari ini Itu hanya mimpi 'kan? Tapi mengapa terasa nyata? Dan kenapa pula ia harus repot-repot ikut terlibat dalam skandal percintaan orang...