Chapter 3, done, [✔️]
Semua pelayan yang ada di Silverwood Hall bisa melihatnya dengan jelas. Pada binar nyonya muda mereka yang tengah jatuh cinta. Lagi.
Bak seorang perawan yang baru mengenal cinta, dunianya dipenuhi pancarona.Senandung kecil kerap ia nyanyikan dengan nada ceria.
Lemarinya kini penuh dengan gaun indah berwarna pastel nan cerah. Hanya menyisakan beberapa potong gaun hitam untuk keperluan berduka jika dibutuhkan.Waktu baru menunjukkan pukul sembilan pagi. Manakala Hinata sudah siap dengan gaun terusan berwarna biru langit.
Di bahunya ia mengenakan cape polos yang senada menjuntai hingga punggung dan dadanya. Topi bonnet hitam sederhana dengan renda pada tepinya melengkapi penampilan akhir sang nyonya muda."Anda yakin, tidak ingin saya temani, Nyonya?" senyum jahil Tsunade merekah.
"Tidak perlu, Mrs.Tsunade. Aku yakin sebentar lagi Duke Naruto akan segera datang menjemputku."
Naruto hanya singgah sebentar demi untuk menjemput Hinata pergi keluar bersamanya. Kealpaan sosok Itachi di sana sudah biasa ia temui. Sangat biasa terjadi malah.
Sang Duke berencana membawa Hinata jalan-jalan ke pusat kota.
Walau ia belum lama menapaki kembali kota kelahirannya, namun tidak banyak yang berubah di sana.
Hanya terdapat beberapa bangunan baru nan mentereng yang terlihat sebagai pembeda."Sir, apa ini tidak salah? Kau seorang-"
Sebelum Hinata sempat melanjutkan kalimatnya. Naruto memotong dengan cepat.
"Tolong jangan kaku begitu Hinata. Kau bisa memanggilku Naruto. Atau nii-chan saja tidak masalah. Itu terdengar lebih akrab. Dan lagi-apa salahnya seorang bangsawan berjalan kaki seperti ini? Malahan terasa lebih bebas," terangnya panjang lebar. "Lagi pula aku sudah mengenakan setelan yang tidak mencolok. Jadi, tidak ada yang akan mengenaliku."
Mendengar penjelasan itu. Hinata hanya mengangguk mengerti. Memang benar, dia tidak terbiasa melihat seorang bangsawan yang berjalan berbaur begitu santai bersama orang biasa.
Mereka berjalan menyusuri sepanjang trotoar Highmore Street. Melewati beberapa orang pengamen jalanan yang bermusik demi memperoleh kepingan shilling yang terulur.
Lalu membeli pula sekotak kartu pos dengan gambar indah senilai 2 shilling dan 5 pence, pada seorang anak berpakaian lusuh.Kerumunan semakin liar dan bising ketika segelintir orang tengah berorasi meneriakkan untuk menuntut disahkannya UU Reformasi.
Langkah merekapun dipercepat guna menghindari suasana yang sekiranya bakal tidak kondusif lagi.
Mereka berdua akhirnya berbelok memasuki sebuah bangunan yang tampak ramai di depan sana.Itu adalah Pasar di Bond Street. Tempat yang sibuk sepanjang hari oleh berbagai aktifitas perniagaan.
Naruto sengaja mengajak Hinata datang kemari untuk mengajaknya membeli beberapa bibit tanaman baru.
Wanita itu pasti senang jika mengurus tanaman baru di rumah kacanya.Berkeliling dari satu ke tempat lainnya tanpa mata menyorot maupun diintai media lokal. Sungguh aktifitas yang menyenangkan bagi dua sejoli yang tengah kasmaran.
...
Saat matahari sudah menuju peraduannya. Kereta kuda membawa mereka pulang melintasai Jembatan Vauxhall.
Sebuah jembatan lengkung yang berlokasi dekat pusat kota. Jembatan ini melintasi Sungai Thames dari arah selatan ke utara. Di mana mereka bisa langsung menuju ke arah kediaman Viscount Uchiha di Upper North Side, kawasan elit tempat Silverwood Hall berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epic Ending ✔️ [REVISI] || NaruHina
Fiksi Penggemar[ Sedang dalam tahap REVISI ] Hinata tidak bisa mendeskripsikan hal aneh apa yang terkadang ia alami beberapa hari ini Itu hanya mimpi 'kan? Tapi mengapa terasa nyata? Dan kenapa pula ia harus repot-repot ikut terlibat dalam skandal percintaan orang...