Chapter 1

251 61 10
                                    


-A Different Dimension-



.



Distrik Konoha, masa kini.

Dua orang gadis itu menatap horor pada tembok belakang sekolah yang tinggi.
Tidak yakin jika sanggup untuk menaikinya, yang ada mereka malah kehabisan waktu untuk sekadar naik, lalu kesulitan juga untuk turun.

No, no. Harus ada rencana lain. Iris berlainan menatap gadis paling santai yang masih asik mengunyah poki matcha.

Alisnya terangkat sebelah yang menyiratkan sedang bertanya ada apa.

"Yakin mau bolos naik tembok? Tinggi sekali, aku nyerah deh," gadis ponytail melambaikan tangan.

"Aku sih tidak masalah ya, asal kau mentraktir kami seperti tempo hari," yang rambut merah dan berkacamata menimpali.

Walau mulutnya masih penuh kudapan, gadis itu menunjuk pada salah seorang penjaga sekolah yang tengah berpatroli berkeliling menghampiri mereka.
Kedua gadis itu terheran. Apa hubungannya Kisame yang berbadan kekar berhati Hello Kitty dengan rencana bolos mereka?
Seharusnya pula, mereka bertiga sembunyi 'kan? Biar tidak ketahuan.

"Aku sudah menyuapnya, jadi jangan naik tembok atau hal konyol lainnya yang tengah kalian pikirkan. Cukup keluar lewat gerbang belakang, beres," cengirnya.

Mereka berdua hanya membulatkan mulut. Merasa lega, rencana bolos akan terlaksana tanpa hambatan hari ini.

.

.

.

"Heii, tunggu!" tidak ada tanggapan, malahan yang dipanggil menulikan diri terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.

"Heiii Potterhead!" Secepat angin gadis itu berbalik. Ino dan Karin merutuk dalam hati, sang pemanggil amat lihai mengatahui kelemahan Hinata.
Dimana pun dan kapan pun, si netra perak memang punya tendensi merespon lebih cepat jika terdengar panggilan Potterhead.

Rautnya masam tak bersahabat. Kentara enggan melibatkan diri pada sesosok eksistensi yang memanggil. Awas saja jika tidak darurat.

Itu Shion. Jiplakan sempurna dari Hinata Hyuuga. Siswi blasteran yang kebelet eksis dan haus akan perhatian, hingga menjadikannya salah satu anggota Komite Kedisiplinan Siswa.
Yang berarti pula, adalah musuh sejati Hinata dan gengnya.

Pada setiap kesempatan, Hinata kerap kali mendeklarasikan betapa tidak pentingnya sekolah memiliki Organisasi Komite Kedisiplinan Siswa.
Seharusnya organisasi itu di bumihanguskan saja. Sebab membatasi kreatifitas siswa dalam berpenampilan dan mengekspresikan diri mereka.
Sudah rahasia umum, jika gadis itu adalah tipe gadis yang suka melanggar aturan jika memang tidak sesuai dengan ideologinya. Dan ia juga seringkali membiarkan semua mengalir apa adanya.
Hinata rasanya sudah muak melihat Shion merasa berkuasa atas semua orang. Terutama adik-adik kelas yang menjadi sasaran empuk.

Anak yang memakai rok pendek melebihinya, akan dibubuhi warna merah dalam buku catatan dosa yang selalu ia bawa kemana-mana.
Ada yang memakai tas bermerek melebihi nominal harga tasnya, tak luput dicatat pula.
Pokoknya, tidak ada yang boleh melebihi apa yang ada pada diri Shion.

Gadis cantik sok suci itu selalu ngaku-ngaku sebagai reinkarnasi seorang Biarawati abad pertengahan.
Padahal, perbuatan asusilanya dan sang kekasih yang pernah tertangkap basah membuatnya bersitegang cukup hebat dengan Hinata.
Sungguh ironis. Anggota kedisiplinan harusnya dapat memberi contoh yang baik, bukan malah sebaliknya. Sikapnya sangat tidak relevan dengan organisasi yang ia anut.
Banyak yang mendukung Hinata, tapi tidak sedikit juga yang menyayangkan tindakannya. Namun sialnya, Shion tidak mudah dikeluarkan oleh organisasi sampai hari ini.

Epic Ending ✔️ [REVISI] || NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang