2

21.5K 1.7K 28
                                    

"Emmhhh..."

Lenguhan panjang terdengar di room sebuah club, mengeluarkan muatan dengan penuh kenikmatan.

Napas terengah menjadi irama dimalam hening.

Rose terkapar lemas setelah habis di gempur Arsen, sedangkan sang pelaku sudah mengaluarkan dengkuran halus.

"Tak peduli Abyan siapa, kamu hanya akan menjadi milik ku." cetus Rose ia mengelus rambut Arsen yang sedikit berkeringat.

Sedangkan di tempat lain, Abyan terus-menerus mengumpat saat menunggu Arsen tak pulang-pulang, ia orang berpendidikan ia tahu tugas seorang suami seperti apa.

"Cih, lihat saja jalang itu akan habis." ucap Abyan berkata dengan penuh kemarahan.

Lalisa menjadi saksi Tuan nya sedari tadi, yang begitu jelas guratan ke khawatiran dan sedikit dibumbui kemarahan.

Tak mau membuat Tuan nya sakit, Lalisa segera menghampiri Abyan.

"Tuan, apa tak sebaik nya anda istirahat." ucap Lalisa dengan khawatir. "Jika Tuan Arsen pulang, biar nanti saya bangunkan." usul Lalisa.

Abyan menghela napas nya. "Aku akan memeriksa dokumen, jika si brengsek pulang, katakan padaku." ucap Abyan final, ia segera keruang kerja nya.

Dihadapan nya saat ini setumpuk dokumen menanti diperiksa, dua hari tak pergi ke kantor membuat pekerjaan nya menumpuk.

"Ck, sialan." umpatnya.

Abyan orang yang sangat teliti dan tak ingin menunda, ia juga sosok yang segala apapun harus sempurna. Walaupun ia dinyatakan pihak bawah, itu tak membuatnya lemah justru ia dikenal dengan kewibawaan nya.

Piyama biru tua yang ia pakai tak begitu bisa menahan dingin malam, Abyan mematikan AC.

Abyan memeriksa semua dokumen, sampai lembaran terakhir namun Arsen pria brengsek itu belum juga pulang.

Dengan penuh kekesalan, Abyan keluar dari ruangan nya, memanggil Vans selaku asisten nya.

"Antar aku ke lokasi ini." ucap Abyan menyerahkan ponsel nya, yang menunjukan lokasi Mini Bar.

Vans yang mengerti segera mempersilahkan Abyan menaiki mobil, ia segera membawa sang Tuan ke tempat yang dituju.

Abyan dengan setelan piyama nya, orang yang selalu rapih dalam hal berpakaian terpaksa keluar dengan piyama.

Setelah memasuki tempat dengan musik yang memuakkan, dan lampu yang yang membuat pusing, Abyan mendatangi seorang bartender.

"Tanyakan padanya." titahnya pada Vans.

"Apa anda melihat orang ini datang kesini?" tanya Vans menunjukan foto Arsen.

"Ah iya dia pelanggan setia, Tuan Arsen aku sangat mengenalnya, memang nya ada apa?" tanya Bartender.

"Katakan dimana dia sekarang?" ucap Vans.

"Dia memesan room nomer tiga belas, sepertinya dia masih disana." ucap Bartender.

"Terima kasih." ucap Vans.

Abyan yang mendengar segera pergi dan di ikuti oleh Vans. Vans menghela napas melihat amarah Tuan nya.

"Tenanglah Tuan." ucap Vans, namun tak di gubris oleh sang empu.

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang