Bab 05

27 2 0
                                    

Hello, Caders!💜
Hehe, akhirnya update juga ya!
Siapaa yang nggak sabar nunggu cerita ini update? Kangen nggak sama tingkah randomnya Thala yang dihantui sama Julian ahhaha😔☝🏻

Nggak banyak basa-basi ya, HAPPY READING!🦋✨

Julian merapikan jas kantornya yang sudah terlihat kusut itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Julian merapikan jas kantornya yang sudah terlihat kusut itu. Ia melirik jam rolex yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah cukup malam rupanya.

Tok tok tok

Sempat terheran mendengar ketukan pintu di jam segini, namun tak urung Julian bersuara.

"Masuk," ucapnya.

Julian menegakkan tubuhnya, melihat orang yang sebelumnya masuk ke ruangannya dengan tatapan tajam.

Thala. Mengapa dia belum pulang di jam segini? Harusnya dia sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu. Apa ada masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya?

"Ada apa?" tanya Julian tetap dengan nada dinginnya, meskipun banyak pikiran yang bercabang memikirkan penyebab Thala belum pulang.

Di depannya, Thala meneguk salivanya sendiri menahan malu. Jujur, kalau saja orang-orang di kantor tidak pulang secepat ini, tidak mungkin ia berdiri di depan direktur dinginnya ini.

Tidak mendengar jawaban apapun dari sekretarisnya itu, Julian sontak menegakkan tubuhnya, menatap gadis yang saat ini berdiri di depannya seraya menunduk.

"Kalau tidak ada keperluan lebih baik pulang, jam kerjamu sudah habis, bukan?"

"M-maaf, Pak. Apa saya boleh menumpang dengan Bapak? Masalahnya, dompet saya hilang, dan supir kantor tidak ada yang siap, semua sudah istirahat," jelas Thala dengan perasaan yang amat malu.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Julian. Lelaki itu menutup laptopnya, kemudian merapikannya, menjadikan satu ke dalam tas yang entah didapat dari mana.

Saat lelaki itu berjalan melewatinya, Thala hanya diam terpaku seraya membuka mulutnya lebar. Apa bosnya ini sama sekali tidak memiliki rasa kasihan? Ayolah, dia ini perempuan.

"Saya tidak akan memberi tumpangan jika kamu hanya diam di situ."

Teguran yang terdengar sangat tegas membuat Thala tersadar dari lamunannya. "Jadi, boleh Pak?" tanyanya untuk memastikan. Sungguh, ia tidak mau terlalu percaya diri.

Pede itu baik, tapi jangan kepedean.

"Tidak usah banyak tanya, atau kamu mau saya berubah pikiran," ketus Julian tanpa menatap Thala barang sedetikpun.

Thala yang mendengar ucapan ketua dari atasannya, sontak hanya bisa menurut walaupun dalam hatinya sudah banyak umpatan yang ia tahan untuk keluar.

"Kalau nggak kepepet juga mana mau gue semobil sama kulkas kaya gini," gumam Thala yang untungnya tidak terdengar oleh Julian. Kalau terdengar, bisa-bisa nyawanya hanya sampai malam ini saja.

Mantan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang