Imagine With Mark & Haechan

91 4 0
                                    

Hai guys, kenalin nama gue Hana. Gue kelas 11 jurusan IPS. Kalau kalian merasa hidup kalian sangat-sangat datar, mari kita bergandengan tangan. Gue juga nggak ngerti kenapa, tapi kadang gue merasa hidup gue sedatar itu. Gue nggak pernah pacaran, nggak ada cowok yang lagi deketin gue juga. Gue nggak pernah denger ada yang naksir sama gue. Temen gue juga nggak banyak.

Bener-bener sedatar itu kan? Ibarat warna ya cuma hitam, putih, abu-abu.

Tapi entah gimana awal mulanya, tiba-tiba datang dua manusia aneh ke kehidupan gue yang merubah hidup gue jadi lebih berwarna. Kadang merah, kadang hijau, kadang kuning, kadang biru.

Sebut saja namanya Mark dan Haechan. Hahaha nggak nggak. Itu emang nama asli mereka. Jadi Mark sama Haechan ini adik kakak. Mereka pindahan dari luar kota dan menempati rumah yang tepat berseberangan sama rumah gue. Mereka juga pindah ke sekolah gue. Mark masuk ke kelas 12 IPA dan Haechan sekelas sama gue di IPS.

Kenapa gue bilang hidup gue berwarna semenjak ada mereka, karena sifat mereka yang terlalu berbanding terbalik untuk jadi adik kakak. Mark yang tenang dan kalem -walaupun sangat receh-, punya adik kaya Haechan yang super duper kebanyakan gula alias tidak mengenal kata kalem.

Pernah suatu saat gue lagi diem anteng nonton tv di hari Minggu tiba-tiba Haechan nge-chat gue.

Haechanahceah - personal chat-

Haechanahceah : hanaaaaaa

Haechanahceah : help meeeee

Haechanahceah : naaaaa tolongin anjir

Hana : kenapa weh?

Haechanahceah : lagi dimana?

Hana : di rumah

Haechanahceah : bisa ke rumah gak?

Hana : ngapain?

Haechanahceah : dateng duluuu

Haechanahceah : gue butuh lu

Gue menghela nafas lelah. Dengan sabar langsung bergegas menuju rumah bercat biru yang ada di seberang rumah gue. Sesampainya di depan gerbang, gue langsung buka gerbang rumah itu dan masuk ke area halaman rumah, lalu langsung menekan bel di depan pintu.

Nggak lama muncul si manusia alay itu dengan kaos hitam dan celana pendeknya. Rambutnya acak-acakan khas orang bangun tidur.

"Ngapain sih?"

"Tolongin gue."

Haechan langsung narik tangan gue masuk ke dalam rumahnya dan menuntun gue ke area dapur. Gue yang masih nggak paham sama situasi yang ada cuma nurut aja.

"Rumah lo sepi. Pada kemana?" tanya gue

"Papa sama mama lagi pergi. Bang Mark keluar nggak tau kemana katanya bentar doang anjir tapi gue telepon nggak diangkat-angkat." ucap Haechan ngedumel.

"Ya terus ini mau ngapain?"

"Itu!" Haechan nunjuk ke meja makan yang ada di dapur.

"Ha? Apaan?" gue mengikuti arah yang ditunjuk Haechan, tapi gue nggak tau dimana tepatnya.

"Itu! Lu liat nggak ada apa di meja?"

Sekali lagi gue memperhatikan meja makan keluarga Haechan itu dengan seksama. Sampai akhirnya gue sadar di situ ada seekor kecoa yang dengan santainya diem di atas meja makan itu.

"Lo manggil gue gara-gara kecoa?" tanya gue dengan dramatis.

"Gue mau masak mie anjir tapi nggak berani gara-gara ada dia." kata Haechan.

IMAGINE WITH....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang