Imagine With Renjun

702 51 9
                                    

"Yen bangun,"

"Hm?"

Gue yang lagi nyenyak tidur langsung mengerjap. Mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata.

"Tidur mulu," sahut Nancy sambil memperbaiki rambutnya di depan cermin kecil yang ia bawa.

"Emang ada guru?" Tanya gue celingukan. Mencari guru yang mungkin jadi alasan Nancy bangunin gue.

"Gak ada." Jawabnya santai menyampirkan sedikit rambutnya ke depan pundak sebelah kanan.

"Terus ngapain lo bangunin gue???"

"Ya lagian elo tidur mulu,"

"Nan ini kan jam kosong bisa gak sih lo gak usah ganggu," gue balik naro kepala diatas tas yang gue jadiin bantal di atas meja.

Baru beberapa saat memejamkan mata, terdengar suara lagi.

"Guys ada tugas nih,"

Gue kembali mengangkat kepala. Ngeliat ketua kelas gue berdiri di depan kelas ngumumin tugas.

"Kerjain halaman 135, nanti dikumpulin." Katanya lagi.

"Yaelah Jun udah bener-bener kita free class malah dikasih tugas. Elo sih pake ke ruang guru," omel salah satu teman gue.

Namanya Huang Renjun. Dia itu ketua kelas yang paling lempeng. Lempeng dalam artian hidupnya lurus banget. Kalo lagi gaada guru gini, pasti dia yang inisiatif ke ruang guru dan minta tugas. Gak pernah sekalipun bikin masalah di kelas. Renjun ini tipe-tipe murid yang kalo guru lagi marahin murid nakal bakal bilang "coba itu kamu contoh si Renjun."

Saking seringnya dijadiin panutan, gue rasa semua orang di sekolah ini kenal Renjun.

"Ya ampunn si Renjun tuh yaa inisiatifnya kebangetan. Orang mah biarin aja kek free class," Nancy ikut mengomel. Memasukkan kacanya ke dalam tas.

Tapi percayalah, biarpun kelas kita ini sering ngedumelin tugas, tetep aja tugasnya dikerjain sampe selesai.

Saat malem, gue nonton tv sambil makan cemilan. Kalau jam-jam segini biasanya mama sama papa belom pulang kerja, jadilah gue sendirian di rumah.

Ting tong

Gue nengok ke arah pintu. Menghela napas. Udah tau siapa yang dateng. Gue naro toples cemilan diatas sofa dan jalan ke arah pintu.

"Astaga sabaaar," kata gue teriak saat suara bel terdengar berkali-kali.

Gue membuka pintu dan mendapati si tamu nyengir sambil nunjukin gingsulnya.

"Ngapain?" Tanya gue bete.

"Yaelah kenapa sih lo?" Sahutnya langsung memasuki area rumah gue tanpa gue suruh masuk.

"Gue tau orang tua lo belom pulang jam segini makanya gue dateng," katanya langsung duduk di sofa dan ambil alih cemilan gue.

Gue langsung ikut duduk di sebelahnya. Udah biasa sama kedatangan cowok ini.

"Mau ngapain lo kalo orang tua gue belom pulang?" Tanya gue dengan ekspresi takut dibuat-buat.

"Ya ampun Yen gue bukan tipe cowok kaya gitu yaa," sahutnya yang menanggapi serius.

"Hahahaha iya lah seorang Renjun mana mungkin macem-macem. Lo matahin penggaris gue aja panik langsung diganti,"

Iya, yang dateng ke rumah gue dan sekarang duduk dengan kaki sila diatas sofa sambil makan cemilan dengan santainya ini Renjun. Si ketua kelas gue di sekolah. Rumah gue sama dia emang deketan. Cuma beda tiga rumah. Dia sering main ke rumah gue, begitupun sebaliknya.

IMAGINE WITH....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang