Imagine With Joshua

381 34 1
                                    

"Ha?"

Gue membulatkan mata dengan mulut ternganga lebar. Memandang tak percaya cowok di hadapan gue ini.

"Kenapa sih lo? Biasa aja kali kagetnya." Kata cowok di depan gue ini santai, S.Coups namanya.

"Ya lagian elo kenapa tiba-tiba nyuruh si Joshua nemenin gue jaga stan tiket pensi?" Tanya gue masih shock.

"Dia kan salah satu pengisi acara di pensi taun ini Jes. Kalo dia ngebantu promosi penjualan tiket pasti bakal banyak yang dateng," jawab cowok dengan wajah bule ini masih tenang. "Lagian dia temen kelas gue jadi kan gue enak aja minta tolongnya."

"Gue aja gak kenal deket ya sama dia. Gak mau ah, anak OSIS yang lain aja sih," kata gue masih berusaha memrotes.

"Yaelah Jess emang kenapa sih?"

"Coups."

Gue yang udah buka mulut berniat protes lagi jadi berenti. Ikut noleh ke kanan liat siapa yang manggil S.Coups.

"Eh, Josh. Sini sini," kata S.Coups seraya melambaikan tangannya mengisyaratkan Joshua yang emang berjalan ke arah kita.

"Nah, jadi gue nyuruh lo kesini karna mau ngenalin lo sama Jesoo," kata S.Coups noleh ke gue sebentar.

"Oh, hai, gue Joshua." Katanya tersenyum ramah menjulurkan tangan kanannya.

Ternyata apa yang dibilang orang-orang itu bener.

Gue emang sering denger tentang Joshua dari temen-temen kelas gue. Katanya dia ini ramah banget, baik, gampang berbaur sama orang, senyumnya manis.

Dan ganteng.

Joshua ini emang salah satu cowok idaman di sekolah gue. Banyak banget yang naksir. Gak cuma tenar di sekolah, Joshua ini aktif di youtube dan suka cover-cover lagu accoustic gitu. Subscribernya bahkan udah ratusan ribu!!!!

Mungkin itu juga yang jadi alasan kenapa S.Coups minta tolong dia untuk bantu jualin tiket pensi.

"Jesoo." Gue ikut menjulurkan tangan balas jabatan tangannya sesaat.

"Dia nih yang bagian penjualan tiket. Lo bantuin ya," kata S.Coups menepuk pundak Joshua.

"Santai, gue pasti bantu kok."

"Kalian ngobrol-ngobrol dulu aja biar gak canggung. Tukeran id line juga boleh, kali aja cocok," kata S.Coups dengan kerlingan ngeselinnya menatap gue dan Joshua bergantian.

"Paan si lo," sahut gue males. S.Coups cuma terkekeh kecil.

"Gue tinggal dulu ya. Masih harus ngurus yang lain soalnya." Pamitnya pada Joshua dan gue bergantian.

Sekarang tinggal gue berdua sama Joshua. Berdiri berhadapan di koridor yang lumayan sepi di depan ruang OSIS. Ruang OSIS ini emang posisinya ada di area taman belakang. Berderetan sama ruang olahraga, dan ruang alat. Jadi jarang ada yang lewat sini. Walaupun di jam istirahat gini.

Ini gue harus gimana anjir. Gue gak tau harus ngomong apa.

"Eh Jes, nanti stannya dimana?"

Gue yang lagi mikir nyari bahasan apa untuk ngobrol jadi kaget sendiri karena tiba-tiba ditanya.

"Ha? Oh itu, di lobi depan. Deket pos satpam." Jawab gue seadanya.

Anjir kok gue deg-degan gini?

"Sorry yaa jadi ngerepotin lo deh minta jaga stan juga. Padahal lo pasti sibuk juga persiapan buat ngisi acara di pensi."

"Santai aja sih, gue gak repot kok," katanya sambil ketawa kecil sampe matanya hampir hilang.

Ya ampun gemes banget.

IMAGINE WITH....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang