3. Orang Pertama

1.2K 199 10
                                    

Ini adalah hari pertama mereka memulai bulan madu mereka di rumah.

Pagi tadi mereka berdua sarapan roti. Sasuke dengan kopinya dan Naruto dengan susu vanilanya.

Setelah sarapan keduanya memisahkan diri, pergi meninggalkan dapur dan mengurus urusan mereka sendiri.

Siang ini Sasuke sedang sibuk dan fokus melihat-lihat jam baru bermerek fantastis di ponselnya. Menggulir ke bawah gambar-gambar jam itu untuk melihat harga yang paling mahal untuk dibelinya.

Di depannya ada meja kayu yang tersedia kopi keduanya hari ini untuk menemaninya. Selain uang, kopi adalah teman hidupnya.

Namun tiba-tiba kegiatan yang paling disukainya itu terganggu ketika seorang manusia pirang melompat duduk di samping sofa yang didudukinya sampai sofa yang mendapat gerakan mendadak itu berefek pada Sasuke.

Tapi Sasuke masih tidak menoleh, seperti mencoba mengabaikan gangguan yang sedang hadir, kembali sibuk memilah jam tangan yang akan dibelinya.

“Sasuke, ayo main!” Naruto berseru semangat di samping telinga Sasuke.

Sasuke memejamkan matanya sejenak sesaat suara dengan nada tinggi itu mampir ke dalam gendang telinganya. Setelah berhasil menetralkan emosinya, Sasuke segera menoleh pada si pelaku yang menyengir lebar tanpa dosa dengan mata bulat biru menatapnya.

“Aku sibuk.” Sasuke menjawab datar. Kembali sibuk ke layar ponselnya.

“Sibuk apa? Kau hanya melihat-lihat jam tangan dengan warna dan gaya yang sama!” Naruto mencibir.

“Itulah kesibukanku. Mencari perbedaan di antara jam tangan itu.” suara Sasuke terdengar bangga. Naruto menatap datar Sasuke yang menoleh padanya lalu senyum bangga itu meluntur dan tergantikan bibir yang bungkam seperti biasanya.

“Jam tanganmu masih bisa digunakan. Untuk apa beli lagi? Kau buang-buang uang saja.”

“Itulah kesibukanku yang lain.” Naruto mengerutkan keningnya tidak mengerti.

“Aku bekerja untuk membahagiakan diriku sendiri dengan membeli apa yang aku mau.” Naruto mendesis mendengarnya.

“Tapi kalau kau membeli barang yang masih bisa digunakan, itu namanya pemborosan. Kau bisa tabung uang itu atau beli saja stok ramen yang banyak. Itu lebih berguna.” Naruto mulai mengoceh, ia paling tidak suka jika barang yang masih dipakai harus dibiarkan berdebu di dalam lemari.

Sasuke memutar matanya malas.

“Brangkas tabunganku di bank dan di rumah sudah terlalu penuh jadi tugasku adalah membuang sedikit uang-uangku untuk diriku sendiri.”

“Terserah kau saja!” Naruto bergumam kesal, meladeni Sasuke tidak akan ada habisnya.

Hn.” Sasuke sibuk kembali.

Tapi Naruto tidak bisa berhenti mencoba sebelum keinginannya tercapai.

“Ayo main!” Naruto mulai memaksa Sasuke.

“Aku sibuk.”

“Sebentar saja.”

“Aku sibuk.”

“Ini permainan yang seru, Sasuke.”

“Sibuk.”

“Ayolah Sasuke.”

“Sibuk.”

Tuuut!

“Ayo.”

Sasuke segera mengiyakan ajakan Naruto saat mendengar dering sambungan telepon. Ia tahu maksudnya itu. Ia tidak ingin disemprot ibunya. Ternyata manusia pirang ini begitu licik.

NARUTO I💲SASUKE'S L♡VER [ SN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang