7. Ada Apa?

1.3K 196 24
                                    

Seminggu penuh telah berlalu. Acara bulan madu pasangan baru itu di rumah sudah berakhir kemarin.

Kini Sasuke dan Naruto aktif kembali pada kesibukan masing-masing.

Pagi ini setelah mereka sarapan roti isi lagi, menu yang menjadi kesukaan Naruto untuk dibuat karena mudah tentunya, mereka melesat ke arah mobil mahal Sasuke di mana Sasuke yang mengatakan akan mengantarnya ke kantornya sebelum Sasuke pergi ke kantornya sendiri. Naruto yang mendapat tumpangan gratis pun menerimanya saja.

Duduk di kursi penumpang di sisi Sasuke yang fokus menyetir sembari membalas pesan dari grup yang berisi dirinya, Sakura, dan Sai, yang menanyakan tentang kehadirannya kembali ke kantor hari ini.

Naruto tenggelam dengan percakapan di dalam ponselnya sampai tak menyadari bahwa mereka telah sampai di halaman kantor.

"Ya, sibuk saja dengan ponselmu itu." Naruto mendongak ketika mendengar suara Sasuke. "Kau bahkan tidak sadar bahwa kita sudah sampai." Naruto mengerjap. Lalu menatap di depannya dan mengetahui bahwa mereka sudah sampai. Naruto kembali lagi pada Sasuke yang terlihat jengkel di wajahnya. Menyengir tak berdosa.

"Wah, sudah sampai!" serunya, untuk menutupi rasa malunya. Naruto memasukkan ponselnya ke dalam saku dan mendengar Sasuke menirukan kata-katanya dengan suara yang dibuat-buat itu, Sasuke terdengar menyebalkan di telinganya.

"Terima kasih sudah mengantarku dengan keadaanku yang tetap utuh!" dengan berlebihan, Naruto menundukkan kepalanya dengan hormat. Sasuke berdecap kesal melihat kelakuan Naruto. "Kau kira aku ini adalah pengendara yang ugal-ugalan?" Naruto tertawa.

Naruto membuka sabuk pengamannya lalu membuka pintu, keluar dari dalam mobil Sasuke, dan itu menambah kejengkelan di wajah Sasuke.

Sasuke berjalan ke sisi Naruto yang merapikan pakaiannya dari kerutan setelah duduk beberapa menit lamanya di dalam mobil. Wajah Sasuke masih cemberut. Naruto pun mencubit kedua pipi itu, menariknya ke kanan dan kiri. "Kenapa wajah menyebalkan ini terlihat menyedihkan, hm?" nada Naruto selayaknya sedang berbicara dengan balita dan Sasuke menatapnya datar. Naruto terkekeh, melepaskan tangannya dari pipi Sasuke yang memerah karena ulahnya setelah merasakan aura kuat dari kejengkelan Sasuke.

"Kau kenapa, Sasuke?" Naruto bertanya bingung, menjadi jengkel juga.

"Kenapa kau begitu sibuk dengan ponselmu tadi?" Naruto malah dibuat tertawa mendengar itu. "Kau apa, Sasuke?" tanya Naruto sembari tertawa. Sasuke menatap datar wajah cerah itu. "Kau cemburu?" tanya Naruto lagi.

"Untuk apa aku cemburu?" tanya Sasuke, menyangkal. "Lalu itu apa, hah?" Naruto tertawa lagi.

"Aku tidak," Sasuke terbungkam ketika Naruto memeluknya erat. "Aku tadi sedang berkirim pesan dengan Sakura dan Sai, tahu!"

Merasakan kehangatan yang melekat di tubuhnya, membuat wajahnya terasa panas dan entah kenapa jantungnya berdetak kencang. Apakah Naruto merasakannya?

"Aku sudah telat, aku harus pergi." Sasuke berujar seperti sedang terburu-buru tapi meski terlihat sedang dikejar waktu, Sasuke tidak berusaha melepaskan pelukan Naruto sampai Naruto sendiri yang melepas pelukannya, mendongak. Mengangguk kecil. "Baiklah, sampai ketemu di rumah, Sasuke!"

Rumah.

"Hati-hati! Semangat bekerjanya!"

Semangat bekerjanya.

"Aku akan menghubungimu nanti."

Menghubungi.

"Jangan lupa makan siang, ya!"

Jangan lupa makan siang.

Sasuke mengangguk kaku. "Hn."

Ada apa dengan diriku? Sasuke bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Aneh.

NARUTO I💲SASUKE'S L♡VER [ SN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang