9. Orang Kedua

1.4K 177 8
                                    

Masih di waktu izin kerja, Naruto berniat untuk membuatkan Sasuke makan siang dirasa ia telah menguasai satu menu masakan yang telah ia pelajari dengan tekun.

Meski masih ada satu jam lagi sebelum jam makan siang dimulai, Naruto mengemas kotak bekalnya dan keluar dari rumah. Bersemangat berjalan menuju halte.

Sampai di lobi, Naruto dibuat terkagum dengan interior gedung Sasuke itu yang ia akui lebih bagus dan keren dari lobi perusahaan tempatnya bekerja dan jujur ini adalah pertama kalinya ia pergi ke kantor Sasuke. 

Namun ketika memerhatikan sekitar, Naruto dibuat terkejut ketika orang-orang di sana yang berpapasan dengannya langsung membungkuk hormat padanya. Bertanya-tanya dalam benak kenapa mereka melakukan itu tapi segera tersadar. Ia lupa siapa yang menikah dengannya.

Membalas salam hormat itu dengan membungkuk juga, terseyum canggung. Lalu teringat kejadian pesta pernikahannya kemarin. Dan senyum itu menjadi sedih, dengan buru-buru sembari menenteng tas kecil berisi kotak bekal, Naruto melangkahkan kakinya menuju kantor Sasuke yang diberitahukan oleh salah satu pegawai yang ditanyainya.

Naruto mengetuk pintu tertutup di mana Sasuke berada, mendengar suara yang dikenalnya menyuruh masuk dari dalam, Naruto mendorong pintu itu dan masuk ke dalam.

Hal pertama yang dilihat Naruto adalah Sasuke yang begitu sibuk berkutat dengan berkas-berkas memuakkan itu.

“Hai, Sasuke.” Naruto memerhatikan Sasuke terlihat pusing dan penat. Sasuke mendongak ketika mendengar suara itu.

“Oh, Naruto?” Naruto mengangguk-angguk dengan senyum cerahnya. “Kukira Shikamaru atau Ino.” gumamnya. Naruto menggeleng-geleng dengan cemberut kecil.

“Kenapa kau ke sini?” Sasuke sebenarnya terkejut melihat Naruto berada di ruangannya tanpa mengabarkan apa pun dulu padanya. Senang melihat sosok itu di sana. Entah kenapa melihat kehadiran Naruto, penat dan lelahnya seketika memudar.

“Menangnya aku tidak boleh ke sini, begitu?” Naruto mencebik.

“Tumben saja.” Sasuke terkekeh kecil, Naruto memiliki banyak ekspresi, dan ia suka itu.

“Lihat! Aku membuatkanmu makan siang, Sasuke!” Naruto berseru bangga, menunjukkan tas kecil kotak bekal di depan wajah Sasuke.

“Kau sudah lancar memasak?” Sasuke memiringkan kepalanya, wajahnya terhalang kotak bekal itu agar bisa melihat wajah Naruto yang menyengir lebar.

“Ini adalah menu yang aku tekuni. Aku pastikan rasanya tidak mengecewakan.” Naruto ikut memiringkan kepalanya mengikuti Sasuke, yang di mana tangannya masih terulur di depan wajah Sasuke.

Tiba-tiba Sasuke merasakan hawa buruk di dalam benaknya dan membatin ragu sebenarnya tapi tetap memunculkan senyum percaya.

Naruto menarik tangannya, membawanya turun dengan masih menegang kotak bekal.

Sasuke membenarkan posisinya, duduk tegak di kursi kerja. Menatap jam tangannya yang belum menunjukkan jam makan siang. “Setengah jam lagi.” katanya memberitahu Naruto yang mengangguk.

“Kau duduk saja dulu di sofa sana, Naruto. Aku akan menyusul.” Sasuke menunjuk sofa mewah berwarna abu-abu tak jauh dari meja kerjanya.

“Iya, aku akan.”

Sasuke mengangguk langsung sibuk kembali dengan pekerjaan. Wajah serius itu terpasang di wajah yang biasanya congkak.

Naruto masih berdiri di hadapan Sasuke. Memerhatikan wajah itu. Tiba-tiba, Naruto meletakkan kotak bekal di meja kerja Sasuke, berjalan mendekat ke arah Sasuke duduk lalu berdiri di belakang kursi Sasuke.

NARUTO I💲SASUKE'S L♡VER [ SN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang