5. Belanja

1.1K 184 10
                                    

Dengan kaus berlengan panjang yang memiliki ukuran oversize berwarna oranye gelap dengan celana berwarna putih dan sepatu dengan warna sama seperti celananya, Naruto mengitari rumah untuk mencari Sasuke yang dipanggil-panggil dengan berbagai nada tak menyahutinya.

Naruto pusing dengan rumah besar itu yang memiliki banyak pintu dengan ruangan yang jarang ditempati. Sasuke benar-benar buang-buang ruang. Rumahnya-rumah orang tuanya tepatnya karena dari bayi sampai sebelum menikah dengan Sasuke, Naruto tinggal di rumah orang tuanya-adalah jenis rumah sederhana dan hampir di ruangan rumahnya beberapa kali ia dan kedua orang tuanya singgahi.

Naruto menemukan sebuah pintu di lantai dua paling pojok dekat kamar tamu, Naruto membukanya, dan melihat bahwa itu adalah perpustakaan dengan lemari tinggi yang memiliki banyak buku, Naruto dibuat terpukau melihat itu tapi sayangnya buku bukanlah minatnya jadi pukauan itu hanya sesaat. Naruto menjelajahi ruangan itu dari tempatnya berdiri di pintu dan hampir memekik senang melihat Sasuke di dekat lemari kedua dari pojok, duduk membaca buku.

Naruto berjalan cepat ke arah Sasuke.

"Sasuke, ayo belanja!" Naruto segera menyampaikan tujuannya.

"Belanja saja sana." jawab Sasuke kalem, membalik lembar kertas buku itu dengan tenang.

"Ini untuk kita jadi kau harus ikut andil. Sejak kemarin kita hanya memakan makanan cepat saji, aku ingin membuat makanan yang dibuat di rumah. Ayo, ayo!" Naruto mulai menggoyangkan bahu kiri pria itu cukup kencang sehingga buku yang digenggam pria itu juga bergoyang.

"Belanja apa?" Sasuke mendongak dari bukunya, menahan kesal, mencopot kacamata baca yang bertengger di hidungnya, meletakkan kacamata itu di meja lalu juga meletakkan buku itu di dekat kacamatanya.

"Kebutuhan sehari-hari!" jawab Naruto antusias, tidak melihat kekesalan di wajah Sasuke. "Hitung-hitung juga untuk menghemat, Sasuke."

"Untuk apa keluar? Aku bisa memesannya dan aku anti menghemat."

"Bukan begitu. Menghemat itu penting. Meskipun kau kaya, kau juga harus bisa menghemat, jangan terlalu banyak menghambur-hamburkan uang dan kalau kita keluar dan membelinya sendiri, kita tahu secara jelas bagaimana barangnya dan itu akan lebih memuaskan. Ayo!"

"Aku sibuk," Sasuke mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan melihat apa yang dibuka Sasuke karena Naruto berdiri di dekat Sasuke, Naruto mendesis kesal.

"Setiap kali kau mengatakan kau sibuk, kau hanya duduk dan menatap layar ponselmu, melihat barang-barang yang memiliki warna dan bentuk yang sama!"

"Itu kesibukanku. Melihat perbedaan dari mereka semua." kata Sasuke, menyeringai bangga.

Saking kesalnya, Naruto memukul lengan atas Sasuke cukup keras. Sasuke memegang lengannya yang dipukul, mendongak karena posisinya duduk sedangkan Naruto berdiri, menatap Naruto tak percaya. "Kita baru menikah beberapa hari dan kau sudah melakukan KDRT?" Naruto tidak takut malah semakin kesal melihat wajah yang dibuat-buat terluka itu.

"Orang menyebalkan sepertimu memang pantas dipukul!" Naruto melotot.

"Tidak ada orang yang pantas dipukul, Naruto." bagaimana cara Sasuke berbicara bijak tapi wajahnya yang meledeknya, membuat Naruto mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

Sasuke yang tahu apa yang akan dilakukan Naruto, segera mengambil ponsel itu dari tangan Naruto lalu berdiri di depan pria pirang itu.

"Ayo, ayo! Tapi jangan telepon ibuku." Sasuke mengerang.

"Mama?" tanya Naruto. Alis kiri Sasuke naik. "Aku ingin menelepon Sakura untuk mengajaknya dan Sai berbelanja." Naruto tergelak tawa melihat kepanikan Sasuke yang dikiranya ia akan menelepon ibunya itu. Sasuke mengerjap. Mengangkat ponsel Naruto di depannya dan melihat layar itu terpajang nama Sakura. Wajah Sasuke berubah datar, mengembalikan ponsel itu pada si pemilik dengan kasar yang diambil Naruto masih dengan tawanya.

NARUTO I💲SASUKE'S L♡VER [ SN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang