4. Makan Malam

1.1K 171 10
                                    

Setelah hari di mana Naruto mengajak Sasuke bermain suatu permainan yang berakhir kacau, sudah terlewat. Ini adalah hari kedua sejak bulan madu mereka dimulai.

Hari mereka berjalan dengan masing-masing. Naruto dengan kesenangannya pada ponselnya dan Sasuke dengan kesibukannya, lebih tepatnya sibuk membelanjakan uang-uangnya hingga hari yang cerah berganti malam.

Sasuke yang sedang duduk di kursi santai di pinggir kolam renang dengan ponsel tergenggam mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Sasuke, aku lapar!" Naruto mengadu memegangi perutnya, duduk di kursi yang ada di sampingnya, meja kayu kecil menjadi pembatas keduanya.

"Apa yang biasa manusia lakukan ketika lapar?" tanya Sasuke, menoleh pada wajah malang pria itu.

"Makan?" Naruto yang tidak menangkap sarkas Sasuke menjawab begitu saja, ditambah nada ragu berupa pertanyaan itu membalas pertanyaan Sasuke.

"Seratus untukmu." Sasuke melanjutkan menatap layar ponselnya yang menampilkan jenis mobil yang sama hanya berbeda warna.

"Aku tidak ingin seratus, Sasuke, aku ingin makan!" Naruto menggoyangkan lengan kiri Sasuke.

Sasuke tak merasa terganggu hanya memutar kedua manik hitamnya malas.

“Oh!” Sasuke terusik oleh seruan itu. Menolehkan kepalanya pada Naruto. Dahinya mengerut tanya. Naruto menatapnya dengan wajah cerah. Apa pun yang sedang dipikirkan si pirang, Sasuke yakin bukan hal bagus dan itu membuatnya teringat hari di mana Naruto mengajaknya bermain.

“Ayo kita buat makan malam, Sasuke!” ajak Naruto. “lagi pula ini sudah masuk jam makan malam!” Naruto menunjukkan layar ponselnya yang menunjukkan waktu pukul 7:15 malam.

“Tidak.” Sasuke mengingatkan dirinya sendiri bahwa tidak akan menerima ajakan apa pun pria itu. Masih ingat sensasi kedua pipinya berpapasan dengan benda dapur itu.

“Ayo Sasuke, ayo!” Naruto merengek, menggoyang-goyangkan lengan Sasuke ke kanan dan kiri.

Argh! Baiklah, ayo!” Sasuke menggeram kesal karena begitu mudah mengiyakan ajakan Naruto ketika ia memiliki kesepakatan dengan dirinya sendiri untuk tidak lagi menerima ajakan pria itu.

“Kau yang terbaik, Sasuke!” Naruto bersorak senang, bertepuk tangan. Sasuke memutar malas matanya.

Naruto menarik lengan Sasuke ke atas membuat pria itu bangun lalu menarik Sasuke ke dalam rumah yang diikuti Sasuke dengan ogah-ogahan.

“Makan malam apa?” Sasuke berdiri menyamping, bersender di daun pintu lemari es yang tidak dibuka Naruto, melipat kedua tangannya di depan dada, memerhatikan Naruto yang sibuk mencari sesuatu di dalam lemari es di bagian lain.

Ramen!” Naruto menunjukkan kedua cup ramen di depan wajah Sasuke. Sasuke bergantian dari kedua cup ramen dengan wajah cerah Naruto yang tersenyum lebar.

“Dengan serius?” satu alis Sasuke naik.

Naruto mengangguk semangat.

“Tidak, terima kasih.” Sasuke berlalu untuk meninggalkan dapur. Wajah Naruto berubah cemberut melihat Sasuke berlalu di depannya, kedua bahunya turun tak bersemangat.

“Baiklah bukan ramen!” Naruto berseru kencang, menghentikan langkah kaki Sasuke yang kini berbalik menghadapnya yang hampir benar-benar meninggalkan dapur.

“Kita buat spageti!”

Sasuke kembali berjalan dan berhenti di depan Naruto. “Kau bisa masak?”
Naruto mengangguk meyakinkan tetapi Sasuke entah mengapa ragu. “Aku bisa. Percaya padaku!”

NARUTO I💲SASUKE'S L♡VER [ SN ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang