10. Tiang Penyangga

2 0 0
                                    

Tiang penyangga kehidupan kamu bukan berasal dari keluargamu yang sewaktu-waktu dapat meninggalkanmu, bukan juga pacar yang selalu memberikan kata-kata mencintaimu, padahal bisa saja ia pun akan menghilang tanpa jejak, bukan juga sahabat sedari orok yang menemanimu bertumbuh. Penyangga hidupmu itu kamu.

Namun, mengapa kamu suka sekali lupa, bahwa tak ada siapa pun yang bisa kamu jadikan tempat perjudian atas rasa percaya. Kamu paham, sangat mengerti bahwa manusia bukan tempat yang tepat untuk dijadikan rumah, tetapi pada kenyataannya, kamu sulit untuk berdiri sendiri.

Ada kala kamu menampik bayang-bayang teman serta keluarga yang kamu cintai itu akan meninggalkanmu. Kamu menepis kemungkinan itu. Berakhir kamu sekali lagi berharap pada manusia yang sepatutnya tak bisa dijadikan tempatmu menaruh segenggam harapan.

Kamu marah, kesal dan sedih ketika lagi-lagi orang di hidupmu pergi, tetapi kamu kembali teringat pada buku yang bulan lalu sempat kamu tuntaskan.

Katanya, apa yang manusia punya hanya berupa titipan. Jika iya, keluarga, teman, barang, bahkan tubuhmu sendiri bukanlah milikmu. Sebab semuanya hanya dititipkan padamu dan tentu sewaktu-waktu Tuhan akan menjauhkan atau mengambil kembali kepunyaan-Nya. Pergi tak selalu perihal meninggalkan dunia, tapi juga memang karena sudah tak sejalan, atau mungkin karena keadaan mengharuskan demikian.

Kamu bulatkan lagi tekadmu untuk hanya mempercayai dirimu, untuk hanya bergantung sepenuhnya pada dirimu. Dan sebetulnya, kamu tak bisa berbohong bahwa kamu takut. Kamu takut kejadian serupa akan terjadi dan kamu kembali pada hari-hari mengutuk diri.

Tak apa. Yang pasti, kamu hanya perlu memantapkan tiang penyangga pada dirimu. []








11 Desember 2022
Akhirnya saya bisa kembali membuang sampah di sini

Semua yang Tertimbun dan TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang