🌹8. Pak Ian?

143 31 2
                                    

Aru tidak ambil pusing dengan kejadian di kelasnya tadi. Karena menurutnya itu bukan urusannya. Indira dan Lea juga berpendapat sama. Mereka tidak ingin ikut campur. Ketiganya menghabiskan waktu sepulang sekolah dihari jum'at untuk mengincar barang-barang estetik nan imut di mall setelah mengerjakan tugas kelompok bersama.

Setelah pegal berbelanja, mereka memutuskan untuk makan di solaria.

Saat itulah ponsel Aru berkedip dua kali dengan nada dering suara V BTS, "Hello my name is V.."

Aru mengecek ponselnya.

Chat dari no tak dikenal. Bukan itu bagian penting, tapi isi chat tersebut.

08576969xxxx

Selamat Sore, Arunika
Ini kontak Pak Ian

Aru hampir tersedak ayam katsu yang sedang dikunyahnya saat membaca isi chat. "Anjir, ini beneran nomor Pak Ian? Masa beliau chat gue?"

Mendengar penuturan Aru, Lea dan Indira kompak menghentikan makannya dan berkerumun mengelilingi Aru dan menatap layar ponselnya.

"Coba liat nomornya," Aru mengikuti instruksi Lea, kening Lea berkerut sejenak lalu menggeleng kecil. "Bukan deh, kan nomor beliau ada di grup, lo nggak ngesave emang? Terus beliau kan pakai foto profil Kurt Cobain main gitar kalo belum diganti.."

"Ih, tapi bisa jadikan Pak Ian pakai nomor lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih, tapi bisa jadikan Pak Ian pakai nomor lain.. yang di grupkan WA Business." Indira berpendapat.

"Ya, bisa jadi juga sih." Jawab Lea. "Coba lo tanya ada perlu apa.."

Arunika

Benar, pak.
Ada yang bisa saya bantu?

08576969xxxx

Ada. Makanya saya menghubugi kamu.
Tapi, sepertinya susah jika melalui ponsel. Kamu ada waktu malam ini?

"OMG!" Indira gemas sendiri sambil memukul bahu Aru. "Apa Pak Ian suka sama Aru?"

"Gak usah berlebihan deh, dir. Justru gue curiga ini bau-bau kesialan mengintai gue.." jawab Aru yang langsung merasakan firasat buruk.

"Ih, jangan ngomong gitu lah, ru.. wajar aja kalo Pak Ian kepincut sama Aru, Aru kan cantik.." ujar Indira dengan otak sinetronnya.

"Pak Ian nggak semurahan itu kali suka karena fisik doang, atau apa itu emang benar Pak Ian? Bisa jadi anak-anak ngerjain lo?" Lea masih belum yakin dan Aru juga ragu.

"Benar juga ya, bisa jadi itu Senan!!" Tuduh Indira.

"Bukan sih menurut gue, Senan walaupun pencicilan dia nggak segabut itu juga, apalagi untuk chat cewek.." bantah Lea. Aru juga mengakui keunikan Senan, ia memang friendly dan suka menggoda Aru secara langsung tapi sudah hampir sebulan Aru pindah Senan tidak pernah mencoba menghubunginya dari chat.

Sapta Timira : When We Meet Evil (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang