Terbenamlah dengan tenang wahai senjaku

10 2 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca,
karena jejak kalian penyemangat penulis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

        Terlihat sesosok gadis berumur sekitar 15 tahun sedang berdiri di depan gerbang sekolah, ia menunggu sang ayah menjemputnya di bawah langit yang mulai gelap, dan diiringi suara petir yang membara ke seluruh belahan bumi, serta disaksikan dengan hentikan hujan yang berlari di jalanan. Gadis itu bernama Syakila Aqisti Al Ilmi Zaffan kerap kali dipanggil Syahbal, Aqila atau Aqis. Dia memiliki sifat yang penyabar, penyayang, berhati bak malaikat, penurut, cerdas dan sholehah. Bentuk fisiknya yang dapat memikat perhatian, seperti dua netral mata yang indah, bulu mata yang lentik, pipi chubi, hidung yang mancung, bibir yang kecil, rambut yang berbalut hijab, memiliki kulit yang lembut bagaikan Sutra, serta dipadukan warna kulit seperti susu, tidak lupa ia juga memiliki tinggi badan 160 cm, tidak tinggi dan tidak pendek juga.

#Aqis pov

Aku memiliki dua saudara, satu saudara laki-laki yang bernama Vino Anggastra Zaffan yang sedang berkuliah di luar negeri atas perintah ayahku. Abangku yaitu sesosok pria yang berdarah dingin, dia sangat sibuk dengan tugas-tugasnya dan sangat tegas kepada siapapun, terkecuali dengan aku, adik mungilnya. Satu lagi saudara perempuanku yang bernama Aulia Azani Zaffan, orang kedua yang sangat membenciku setelah ibu kandungku sendiri. Kakak tidak akan membiarkan hidupku bahagia sama halnya dengan keinginan ibuku yang sangat menginginkan aku mati. Karena satu kesalahpahaman yang entah sampai kapan akan terungkap. Tetapi permintaanku hanya satu, yaitu jika aku sudah bertemu dengan tuhanku yang sangat amat menyayangiku, aku harap Ibu mau memaafkanku. Menuntun kalimat tauhid ku, memandikan tubuhku dan mengkafaniku.

#Pov End

Setelahnya sang ayah tiba memberhentikan mobilnya di depan Aqis, ia turun dari mobil dengan menggunakan payung yang besar, serta berjalan menghampiri Aqis dan langsung mendekap tubuh kecil tersebut dan di bawalah masuk ke dalam mobil.

"Ayah kok datangnya lama banget sih, Aqis kan kedinginan tahu. Lihat aja baju Aqis sampai basah" omel Aqis pada sang ayah, lalu dibalas dengan kekehan kecil dari seorang pria paruh baya yang bernama Reynald Ahmad Zaffan.

Sang ayah berkata " Iya maaf ya Princessnya ayah, sampai baju kamu basah begini karena Ayah kelamaan" ujar maaf dari sang ayah kepada putrinya sambil memakaikan jaket ketubuh Aqis.

Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk tiba di rumah megah pria paruh baya itu, Zaffan menurunkan Aqis terlebih dahulu dan memerintahkan agar Aqis segera membersihkan diri, Zaffan memarkirkan mobilnya di garasi rumah yang memiliki dua lantai, serta dipadukan dengan warna-warna klasik elegan yang sangat nyaman dan indah bagi siapapun yang menghuninya. Tetapi tidak dengan Syakila Aqista yang merasakan rumah itu bagai neraka. Jika tidak bersama ayahnya, yang selalu menjadi tameng bagi Aqis untuk siapapun yang ingin mencelakainya, seandainya ayah pergi tidak ada tempat mengadu, bermanja, bersandar dan tidak ada kehangatan yang tercipta. Yang tercipta hanyalah rasa sakit yang ia dapatkan.

Tibanya Aqis di ruang tengah, sang Ibu langsung menghampiri gadis kecil itu dan berkata,

"Kemana saja kamu baru pulang malam-malam begini" bentak Anita sambil berkacak pinggang kepada Aqis.

"Maaf bu, Aku tadi menunggu Ayah jemput dulu Bu, makanya aku lama pulangnya" balas Aqis dengan wajah menunduk takut.

"Alasan! Dasar anak manja Cuma bisa mengandalkan Ayahmu saja" balas Nita sambil melayangkan satu tangannya yang hendak mendaratkan tepat di pipi chubi Aqis, tetapi syukurnya Zaffan terlebih dahulu tiba di ruang tengah dan dengan cepat ia menangkap tangan istrinya yang beberapa centi lagi mendarat di pipi milik Aqis.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang