00. prolog

281 23 0
                                    

Disana berdirilah seorang lelaki dengan segudang bakatnya, berdiri di atas panggung dan bersiap mengucapkan sejuta terimakasihnya saat memenangkan sebuah olimpiade. Mungkin pikiran yang terlintas di pikiran orang-orang adalah betapa bangga nya seorang orang tua jika memiliki anak seperti seorang Shotaro, dengan piala yang masih ia pegang, Shotaro mulai membuka suaranya

"Terimakasih kepada panitia dan juri yang sudah memperbolehkan saya berbicara di atas panggung ini"

"Terimakasih kepada semua guru-guru yang sudah mendidik saya"

"Terimakasih kepada teman-teman yang sudah mendukung saya"

"Dan sekali lagi terimakasih"

Setelah mendengar semua ucapan Shotaro orang-orang berdiri dan memberikan nya sebuah sorakan dan tepuk tangan.

Tapi... Apakah kalian sadar?

Shotaro sama sekali tidak memberikan sebuah ucapan terimakasih kepada orang tuanya?

Beberapa orang yang menyadari itu sedikit bertanya-tanya dan Shotaro hanya menghiraukan nya

Pulang lah ia dari olimpiade itu dan ia sudah di sambut oleh sang ayah

Nakamoto Yuta
lelaki paruh baya itu adalah ayahku, seseorang yang ku benci tapi juga seseorang yang ku sayang, aku tak mau ia pergi meskipun ia berkali-kali menyuruh ku untuk pergi dari dunia ini, aku mencintai nya tapi aku tak tau apakah ia membalas cintaku atau tidak.

Yuta sudah menunggu Shotaro dengan wajah datar nya, Shotaro lalu menghadap sang ayah lalu membuka tasnya memberikan piala kemenangan nya tampa bersuara

Yuta lalu melihat piala itu lalu menyuruhnya pergi dari pandangannya

"Masuk kamar, habis itu belajar"

"Dan jangan ada suara piano" ujar Yuta sedangkan Shotaro hanya menuruti perintah ayahnya

Saat di dalam kamar Shotaro menaruh barang-barang nya dan ia bisa mendengar ada sebuah suara kunci yang di putar di pintu kamarnya, yang artinya ia di kunci dari luar oleh ayahnya

Shotaro sedikit bersyukur karena di kamarnya memiliki toilet jadi ia tak perlu menggedor keras pintu kamarnya agar ia bisa keluar dari penjara di dalam rumah nya ini

Shotaro lalu melihat sebuah piano tua yang di tutupi oleh kain, piano itu bisa di bilang menjadi sebuah kerinduan tapi bisa juga menjadi sebuah trauma. Tak lama Shotaro melihat sebuah cutter di atas meja nya dan mulai menyayat kulit putihnya menggunakan benda tajam itu

1 goresan
2 goresan
3 goresan

Ya... Ini lah sebuah cara agar ia bisa kabur dari semua masalahnya. Kabur mungkin adalah sebuah kebebasan. Dan Shotaro masih menganggap bahwa yg ia lakukan saat itu adalah sebuah kebebasan dan pelarian untuk nya

Bebas [Nct 00 Line] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang