16. Sunflower dan Bubur moon

96 13 0
                                    

Tertutup rapat lah pintu dengan sebuah guncangan kencang dan Shotaro hanya menghiraukan ayahnya

"NAKAMOTO SHOTARO!"

Seakan tuli Shotaro menutup telinga nya dengan bantal dan merebahkan dirinya di kasur

Hari mendadak hujan dan Shotaro lebih memilih pergi menjelajah mimpinya yang indah tak seperti kehidupan nya

~

Haechan membuka matanya yang masih terasa berani dan melihat sang ayah yang tidur di sebelah nya, ia terdiam rasanya ia sudah lama tak melihat ayahnya sedekat ini. Tangan Johnny juga masih setia memgang tangan Haechan yang membaut Haechan membiarkan dirinya dengan posisi seperti ini gara ayah nya tidak terbangun.

"Kau percaya dengan keajaiban kan?"

Tatapan Haechan tak lepas dari ayahnya hingga akhirnya sang ayah bangun dan melihat Haechan yang sudah duduk menatap nya

"Haechan.. kamu udah bangun?" Ucap Johnny dengan rambut yang acak-acakan

"Iya yah, sebenarnya udah lumayan lama sih Haechan bangun" balas Haechan

"Ah serius?, Maafin ayah ya" ucap Johnny lalu ia menggosok-gosok pelan matanya

Haechan tersenyum manis hingga Johnny terdiam, sudah lama sekali Johnny tidak melihat senyum itu, senyumnya yang indah bahkan manisnya melebihi madu

Itu sebabnya Sunflower sangat cocok dengan nya

"Ia terlihat seperti diriku di masa kecil, tapi ia tidak mendapatkan masa kecil yang indah Yang sama denganku, aku seharusnya menjaganya bukan menelantarkan nya kan?, Bisa-bisa dia tersenyum di hadapan ku dengan senyum manis itu padahal aku sudah sering memaki dan memukulinya bahkan sering membuat nya menangis. Aku tak pantas di panggil ayah baginya tapi ia dengan lapang dada menerima ku dan mencintai ku, Haechan maafkan aku.." ucap Johnny membatin

"Yah?" Panggil Haechan, dengan spontan Johnny merespon anaknya dan meletakkan tangan kekar nya di dahi Haechan

"Panasnya turun" kata Johnny

"Iya semuanya berkat ayah, makasih ya yah" ucap Haechan lalu ia kembali tersenyum

~

Yanyang sekarang sedang bingung apa yang akan ia lakukan, dari tadi ia hanya berbolak-balik di kamar sambil merenung tak jelas

"Pengen deh jalan-jalan sama papa tapi papa sibuk terus"

"Pengen ganti gitar baru"

"Pengen makan masakan papa"

"Pengen nyanyi bareng sama papa"

"Pengen liat laut sama papa"

"Papa..." Ucap Yangyang dan tampa sadar air matanya jatuh dan ia merebahkan dirinya dan membiarkan dirinya menangis

Jauh di dalam lubuk hati Yangyang ia sangat merindukan orang tua saat ia masih kecil, keluar indah, makan malam yang sederhana dengan beberapa masakan hasil karya Taeil dan istri nya dan makanan yang paling di Yangyang adalah bubur buatan Taeil

Ia menutup kepalanya menggunakan bantal dan membiarkan air matanya jatuh di bawah bantal

Perlahan pintu terbuka dan menampilkan sosok moon Taeil disana

"Yangyang" panggil Taeil lalu dengan cepat Yangyang menghapus Ais matanyanya

Terlihat jelas mata Yangyang yang merah yang pastinya ia baru saja selesai menangis, Taeil mendekat dan mengajak Yangyang keluar dari kamarnya

Dia tas meja makan terdapat hidangan sederhana yang sangat Yangyang rindukan

"Kita kasih nama apa buat bubur papa ini yang?" Tanya Taeil pada Yangyang kecil

"Hmmmm" ucap Yangyang berpikir

"Bubur moon?"

"Bubur moon!!!" Kata Yangyang teriak histeris dan Taeil hanya tertawa kecil melihat kelakuan anaknya saat Yangyang kecil memakan bubur hautan ayahnya dengan bubur yang berserakan dimana-mana bahkan menghiasi pipi putih Yangyang

Taeil tertawa lalu ia membersihkan pipi Yangyang dengan tisu yang ada di atas meja, setelah itu ia mengusap kepala anaknya pelan dan mencium kepala Yangyang lembut

"Kamu harus makan banyak yang, biar kamu lebih tinggi di banding papa" kata Taeil lalu Yangyang mengeluarkan jempol nya dengan pipi yang penuh dengan bubur.

"Duduk yang" kata Taeil sedangkan Yangyang masih terdiam dengan sebuah hidangan di depan matanya

Sebagai anak yang patuh dia duduk di meja makan dan berhadapan di depan ayahnya

"Papa dengar kamu kangen bubur ini kan?"

"Bubur moon?" Ucap Taeil sambil mengangkat sendok berisi bubur buatan nya

Yangyang lalu mengangguk dan menyuap Kan bubur itu ke mulutnya

"Rasanya tidak berubah, masih sama dengan bubur moon" batin Yangyang

"Maaf ya yang.." ucap Taeil mendadak

"Selama ini papa sadar, kalo papa semakin jauh sama kamu, kamu jadi berani melawan ayah meskipun di balik itu kamu juga masih meminta maaf dan patuh sama papa, papa sadar kalo selama ini papa terlalu sibuk buat kamu, sedangkan kamu pernu perhatian papa"

"Papa... Beneran minta maaf sama kamu yang.." ucap Taeil lalu ia menunduk

Tanpa sadar Yangyang kembali menjatuhkan air matanya, matanya kali ini sepenuhnya tertuju pada sang ayah

"Pa.."

"Maaf yang" ucap Taeil lalu ia memeluk erat sang anak

"Bebera kali Taeil mengucapkan kalimat maaf pada yangyang dan pelukan itu berakhir dengan sebuah kecupan di kepala yangyang

"Kamu sekarang beneran lebih tinggi di banding papa ya"

Bebas [Nct 00 Line] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang