Masih dengan rasa galau nya, Shotaro memilih untuk berdiam diri di kamar setelah pembicaraannya dengan bibi
Ia galau untuk melakukan hal yang di suruh oleh bibinya
Jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan teman-temannya, ia rindu dengan seribu candaan aneh Haechan, ia rindu masakan Jaemin, ia merindukan Yangyang yang selalu mengajaknya bermain game, ia merindukan Jeno yang selalu menyebut nya dengan sebutan 'ro', dan tentunya ia rindu Renjun yang hadir dengan seribu nasehatnya
Tapi disisi lain ia juga takut kalau ayah nya akan kembali dan mungkin hukumannya tidak akan selesai
"Aku kangen mereka.."
~
Di Hari Kamis yang cerah ini, Sekarang Renjun dan Jeno di perbolehkan untuk pulang tapi mereka akan datang lagi sesekali untuk mengecek keadaan mereka
Yangyang membawa mobil kebangsaan mereka dan pergi menuju gerbong, tempat kabur mereka
Mereka berlima sedang menatap lurus ke depan sungai sambil beberapa kali menyeruput minuman yang sudah mereka pesan
"Lo tinggal dimana Jen?, Setelah kasus ini?" Tanya Haechan
"Dia tinggal bareng gua, kaya sejenis di adopsi bokap gua lah" balas Renjun
"Iya bener, gua makasih banget sama bokap Lo Jun" ucap Jeno
"Santai, lumayan kan gua punya temen di rumah" balas Renjun lalu ia tertawa
"Lo Chan?" Tanya Jeno
Haechan menatap Jeno sebentar lalu ia kembali menatap sungai yang mengalir, menghembuskan nafas panjangnya dan ia lalu membuka suara nya
"Bokap masih aja kaya gitu, gak ada perubahan, tapi meskipun mustahil gua bakal tetap berharap pulang ini dia berubah dan mulai menyadari kesalahan dia dan berubah menjadi orang lebih baik"
Teman-temannya yang lain mengangguk bersama dan kalo ini pandangan mereka pindah ke Jaemin
"Gua?" Tanya Jaemin sambil menunjuk dirinya sendiri lalu yang lain kembali mengangguk
"Sejauh ini sih.. gua baik-baik aja, gua tinggal sam bokap gua yang bertanggung jawab, gak ada lagi pukulan, gak ada lagi benda pecah dan gua sangat bersyukur akan hal itu"
"Lo yang?" Tanya Jeno
"Gua gak tau.. mungkin kemarin hari keberuntungan gua, kemarin bokap gua nanyain tentang kalian, dia nanya kenapa akhir-akhir ini gua jarang temenan sama kalian"
"Tumben kamu gak sama temen kamu yang?" Tanya Taeil dengan mata yang masih terfokus di laptop nya
Rabu jam 9 malam, Taeil memanggil Yangyang untuk sekedar berbincang-bincang entah apa maksudnya
Mereka berhadapan di meja makan dan Yangyang dengan setelah baju kaos putih menuruti perkataan ayahnya, ia datang dan hanya melihat ayahnya bekerja
"Ada masalah, jadi aku gak main sama mereka dulu" balas Yangyang pada Taeil tentang pertanyaan tadi
"Masalah apa?" Tanya Taeil, lalu Yangyang menghembuskan nafas nya
"Sebelum aku jawab pertanyaan papa, aku cuma mau ngasih tau, aku di depan papa bukan di laptop" ucap Yangyang lalu Taeil terdiam dan menatap anak biologis nya itu
"Bisa gak pa, kalo aku ngomong kita itu hadap-hadapan bukan aku aja yang hadap ayah, aku berasa ngomong sama tembok"
"Kalo papa lebih sibuk dengan laptop papa, mending papa ngomong sama laptop papa aja jangan sama aku"
Taeil menghentikan gerakan tangannya dan matanya kini terfokus pada sang anak yang dari tadi menatap nya
Tatapan nya luluh dan sangat nyaman di pandang, dia teduh sama seperti ibunya
Tak lama Taeil menutup laptopnya dan kini sepenuhnya ia menatap Yangyang
"Kenapa?, Ada masalah apa?" Tanya Taeil entah kenapa kali ini nada nya sangat lembut
"Papa gak papa kan?" Tanya Yangyang
"Papa?, Papa kenapa?" Tanya Taeil bingung
"Papa berbeda, biasanya papa gak bakal nurutin perkataan Yangyang bahkan kalo ngebales pertanyaan Yangyang suara papa pasti dingin" Taeil lagi-lagi terdiam dengan jawaban Yangyang, ia lalu menunduk dan menyuruh Yangyang untuk pergi ke kamarnya dan Yangyang menuruti itu.
"Gua gak ngerti kenapa bokap gua kaya gitu, tapi gua berharap semoga dia kaya gitu selamanya" ucap Yangyang
Mereka kembali menatap sungai yang mengalir dan hati sudah mulai jingga tapi mereka masih setia bersama hingga suara ada suara yang memanggil mereka
"Guys"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bebas [Nct 00 Line]
ContoMenceritakan seorang lelaki bernama Nakamoto Shotaro yang pintar dan berprestasi tetapi tidak memiliki kebebasan. kemudian bertemu lah ia dengan segerombolan anak remaja pemalas yang mengajarkan nya arti kebebasan ∆WARNING∆ [Cerita ini terinspirasi...