Wakker pt.1

1.1K 133 10
                                    

Pesona seorang Duke Terry memang tak pernah redup, dia selalu menawan disetiap waktu, tampan dan berkharisma bahkan mungkin putra mahkota raja pun kalah oleh parasnya yang menawan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesona seorang Duke Terry memang tak pernah redup, dia selalu menawan disetiap waktu, tampan dan berkharisma bahkan mungkin putra mahkota raja pun kalah oleh parasnya yang menawan itu. Dia laki-laki baik dan sopan namun cenderung menjaga jarak dengan orang lain kalau didekati, dia sudah banyak mematahkan hati para gadis yang menyukainya.

Meskipun digemari oleh para gadis, Terry tak pernah tertarik pada mereka semua. Baginya hubungan romansa itu tak begitu berarti, meskipun menikah dan memiliki keturunan itu harus, tapi Terry masih belum bisa membuka hatinya ataupun menemukan seseorang yang membuatnya tertarik.

Hidupnya terlalu monoton dan teratur, tak berwarna sama sekali. Dia hanya seorang Duke yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk tugas yang diberikan kerajaan padanya, kalaupun memiliki waktu luang dia hanya akan menggunakan waktu itu untuk mengunjungi toko barang antik.

Seperti sekarang contohnya, dia dengan santainya melenglang masuk ke sebuah toko yang cukup unik, toko itu lebih terlihat seperti rumah kayu dengan dua jendela kaca di depan nya serta papan nama toko yang diukir bertuliskan The Dream Chapter. Nama toko yang unik, seolah pemilik toko itu mengatakan kalau tokonya dipenuhi dengan mimpi-mimpi.

Terlebih dari itu, Terry juga tak tau mengapa dia sangat senang berkunjung kesana, mungkin karena dulu Duke Dakken atau ayahnya juga sering berkunjung kesini. Membeli perabutan antik untuk dipajang dirumah.

"Selamat datang Duke, suatu kehormatan untuk saya dapat melayanimu." Sapa si pemilik toko berbadan gempal dengan kumis baplangnya, dia terkekeh senang karena Terry masih sudi datang ke tokonya yang tak menarik ini.

"Apa ada barang yang Duke butuhkan?" tanya pemilik toko, dia mengikuti Duke muda itu menjelajah tokonya. Terry nampak menikmati pemandangan barang antik yang dipajang disana, sesekali menyentuh barang yang dirasa menarik untuk dia amati detailnya.

"Aku tidak begitu butuh sesuatu, namun aku sangat senang bisa berkunjung ke tokomu. Mungkin anda bisa menunjukan sebuah barang sebagai rekomendasi?"

Pemilik toko berkumis baplang itu tersenyum merekah, dia terlihat merasa lega dan bahagia karena selama Terry berkunjung baru kali ini Duke muda itu meminta rekomendasi barang bagus darinya. Dengan semangat menggebu dia menjawab. "Saya memilikinya duke, biar saya ambilkan lebih dulu."

Pemilik toko itu pergi, dia buru-buru masuk ke ruangannya untuk mengambil sesuatu. Saat sampai disana tangannya sibuk membuka laci-laci yang ada disana, dia mencari sebuah jam wekker kayu yang nampak cantik kemudian membawanya ke hadapan Terry yang masih sibuk melihat-lihat.

"Tuan Duke, saya sudah membawakannya. Saya harap Duke menyukai barang ini." Pemilik toko itu memperlihatkan jam wekker itu pada Terry, ekspresi Terry yang sedari tadi menanti rekomendasi yang menakjubkan nampak kecewa melihat jam itu. Meskipun bagus namun jam yang dibawakan pemilik toko nampak terlalu klasik. Tak ada yang istimewa pada jam itu, itu hanya jam wekker kayu berbentuk kotak tanpa ukiran apapun, benar-benar polos.

TAEGYU UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang