"keyyy!!"panggil seseorang.
keynara menoleh ke belakang, ternyata seorang wanita berjalan ke arahnya sambil melambaikan tangan dan tersenyum.
"Kenapa Airin?" jawab key.
"Tolong dong bantuin gue nganterin pesanan makanan ke kamar 125 dan 200."
Key mengangguk kecil. Iamengambil troli alumunium dengan roda kecil dibawahnya yang berisi beberapa makanan sedap.
Key mendorong troli itu dengan hati hati, semua piring dan gelasnya terbuat dari kaca yang harganya mahal.
Dia sudah sampai di lantai 3. sambil menaiki lift menuju lantai 6, dia merapihkan sebentar seragamnya.
Ting!
Pintu lift terbuka lebar, menampakkan beberapa pegawai sedang berlalu lalang untuk bekerja melayani para tamu.
Key keluar dari lift, menelusuri setiap kamar satu persatu. Saat ini dia baru sampai di kamar nomor 120. Yap! 5 kamar lagi.
Setelah maju beberapa langkah sambil mendorong troli berisi makanan, dia menemukan pintu kamar hotel bernomor 125.
Tok!
Tok!
Tok!
Key mengetuk pintu tersebut dengan pelan agar tidak mengganggu tamu yang lainnya.
"Sebentar!"
Jawab seseorang dari dalam. Mendengar suaranya, dia adalah wanita.
Ceklek!
Wanita paruh baya itu membuka pintunya, dan melihat seorang pelayan cantik berdiri disana.
"Atas nama bu Yuli?" tanya Key.
"Iya." jawab bu Yuli
Key mengambil piring dan makanannya untuk bu Yuli. Lalu memberikan secarik kertas untuk ditandatangani oleh pemesan.
"Terimakasih cantik." balas bu Yuli saat makanan sudah ada ditangannya.
"Sama sama ibu ,maaf jika sudah menunggu terlalu lama. Semoga ibu suka dengan pelayanan hotel disini." kata key dengan ramah, sambil mengeluarkan senyuman cantiknya.
Bu Yuli hanya mengangguk sambil tersenyum
Key tersenyum, lalu mendorong trolinya untuk pergi ke kamar 200.
Kamar terakhir dari hotel ini, dan itu adanya di gedung sebelah. Jadi keynara harus turun ke lantai satu lalu melanjutkan ke gedung satunya lagi dan naik ke lantai 6.
*****
"Huh, gue pusing." keluhnya karena harus menggunakan lift berkali kali.
Setelah sampai di lantai 6 gedung 2, key langsung mencari kamar paling ujung diantara semuanya.
key sampai tepat di depan pintu bernomor 200 itu.
Tok!
Tok!
Tok!
Tidak ada jawaban dari dalam
Tok!
Tok!
Tok!
"Ya sebentar."
Kali ini tamunya memiliki suara berat, dia adalah lelaki muda. key sudah menebaknya.
Ceklek!
Pintu terbuka lebar, memperlihatkan sosok lelaki tampan dengan kemeja serta celana pendek, dengan rambutnya yang masih terlihat basah karena habis mandi.
"Atas nama tuan Raihan?"
"Ya, itu gue." jawab lelaki tersebut.
Key mengambil semangkuk sup dan jus mangga.
"Ini tuan makanannya, semoga tuan suka dengan pelayanan dihotel kami" kata key dengan menebarkan senyuman.
"Iya, gue cukup suka." kata Rai
key melamun, memperhatikan wajah tampan lelaki didepannya.
"Ada apa lagi?" tanya Rai
key tersadar dari lamunannya,dia bingung lalu menggaruk pipinya.
"Apa lagi ya?" katanya sendiri.
"Dih, gimana sih. Gak pake tanda tangan?" kata Galen.
Key baru ingat, ia belum mengasih kertas untuk ditanda tangani. Kegiatan melamunnya tadi membuat ia lupa harus melakukan apa.
"Tanda tangan disini ya tuan." kata key memberikan secarik kertas dan sebuah pulpen.
Rai mengambil pulpen tersebut, lalu menandatangani kertas itu dan memberikannya lagi pada key.
"Terimakasih tuan." kata key.
"Iya, udah sana. " jawab rai ketus
key pun mundur dan mendorong troli kosongnya. Dia berjalan menuju lift.
rai masih berdiri di depan pintu, menatap kepergian pelayan cantik yang baru saja mengantar makanannya.
"Cih. Aneh"
KAMU SEDANG MEMBACA
promise
Romance"gua mau sekarang kita buat perjanjian"-rai "perjanjian apa? "-jawab key dengan bingung "perjanjian? perjanjian macam apa yang akan dia berikan kepadaku" batin key
