ー
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar ke seluruh penjuru rumah mewah tersebut, begitu juga dengan sang pelayan yang disuruh oleh tuan nya untuk membangunkan sang nona agar segera lekas sarapan. Nina, pelayan yang disuruh tersebut, mengernyitkan dahi nya bingung. Tidak ada jawaban dari dalam sana, tidak seperti biasanya.
"Nona, anda dipanggil tuan untuk segera sarapan." Ucap Nina namun tetap saja tidak ada jawaban dari dalam sana. Dengan pikiran yang sudah dipenuhi hawa negatif, Nina tiba-tiba saja teringat akan fakta jika sang nona sering kali melarikan diri dari rumah. Meskipun masuk kedalam kamar atasan adalah sebuah larangan, jika sudah begini Nina tidak punya pilihan lain untuk membuka kenop pintu itu dan mendapati seisi kamar yang kosong.
"TUAN, NONA TIDAK ADA DIDALAM KAMARNYA!" Teriak Nina spontan yang langsung berlari menuju lantai bawah. Xander Pratama , sosok kepala keluarga dan juga pemilik perusahaan Pratama yang telah duduk dikursi meja makan tersebut hanya bisa memijat pelipisnya pelan setelah mendengar kabar putri bungsu nya kembali membuat masalah.
"Kenapa menjaga satu orang saja kalian tidak becus? Bagaimana bisa Sheena pergi tapi kalian tidak tahu sama sekali?!" Bentak Xander pada beberapa bodyguard yang telah ia perintahkan untuk menjaga putri nya tersebut.
"Maaf tuan, kami akan segera mencari nona Sheena." Jawab Bodyguard itu sembari menundukkan kepala, dan segera pamit dari hadapan sang bos besar.
"Sudah kukatakan jangan paksa Sheena untuk perjodohan itu. Lihat sekarang, dia jadi pergi melarikan diri." Mendengar perkataan tersebut lantas Xander menolehkan kepala nya kesamping dan mendapati sosok sang istri yang tengah menyesap teh dengan anggun. "Anak itu memang susah sekali. Padahal perjodohan itu sangat menguntungkan dan telah ditetapkan sedari dulu." Jawab nya yang masih terasa kesal akan hal itu.
"Umurnya masih muda, tentu dia akan menolak. Ia berpikir itu adalah hal yang dapat merenggut masa muda nya, kalau ku katakan tunda saja dulu sampai keadaan hati dan pikiran Sheena benar-benar baik untuk hal itu." Ucap Natalie menasehati sang suami. Jujur saja, semenjak awal Natalie memang tidak setuju akan perjodohan yang dibicarakan oleh suaminya. Terlebih untuk Sheena, sang anak bungsu yang umurnya saja masih remaja.
Mendengar hal itu setidaknya ego Xander sedikit melunak dan menarik nafas pelan nya. "Ya, kau benar. Kalau begitu perjodohan ini akan dilakukan saat Sheena lulus kuliah nanti." Natalie hanya menggelengkan kepala nya, itu sama saja tidak menunda. Susah, untuk berbicara dengan Xander dengan ego nya yang keras.
Natalie hanya memutar kedua mata nya malas dan kembali fokus pada majalah yang ada dihadapan nya. "Ya, terserah mu saja."
"Lagipula aku heran dengan anak yang satu itu. Padahal putra kedua Aditama sudah mapan dan setara dengan keluarga kita apalagi yang harus dipikirkan?" Tanya Xander kembali membuka percakapan diantara keduanya. Dan mengambil tempat duduk tepat didepan sang istri. Natalie berdeham. "Tentu saja. Sheena masih kuliah, hal-hal seperti pasti tidak terbayangkan bagi nya, tentu saja ia terkejut." Natalie berujar dengan malas.