Theo tidak tahu, entah sudah yang keberapa kali nya ia datang kembali ke tempat ini semenjak tiga tahun yang lalu. Jika pria itu memiliki masalah yang berat, dan tidak tahan dengan takdir yang sedang ia jalani Theo akan selalu datang ke tempat Leonora berada dan bercerita disana hingga perasaan nya kembali pulih.
Dan kini, sama seperti hari-hari sebelumnya. Pria itu kembali berkunjung, dengan pakaian putih senada dan juga bunga daisy yang ia genggam pada lengan kiri nya. Pria itu tersenyum lembut kala telah sampai tepat didepan nisan milik Leonora. Theo menaruh bunga daisy yang ia bawa disamping nama sang gadis, dan memandang nisan itu penuh arti.
"Aku kembali."
Sapa nya. Lembut, dan sama sekali tidak menginginkan jawaban apapun. Theo perlahan berjongkok, dan meraih nisan Leonora dan menyentuhnya. Pandangan pria itu perlahan demi perlahan mulai mengabur. Dimana kini dadanya terasa begitu sesak, akan kenyataan yang ia jalani.
"Kau tahu? Aku bertemu seorang gadis, yang begitu mirip dengan mu." Ucap nya menetralkan suara.
"Bilang saja aku konyol, karena aku berpikir kau kembali hidup dan menjalani keseharian mu sebagai sosok lain. Meskipun pendapat itu sungguh mustahil." Theo terkekeh kecil setelah mengutarakan hal itu.
"Apa kau bahagia disana?"
Pertanyaan retoris itu nyatanya memang sangat cocok Theo tanyakan pada dirinya sendiri. Apakah ia bahagia setelah kepergian Leonora? Apa ia telah memenuhi segala janji yang telah gadis itu katakan? Menanyakan hal tersebut kepada Leonora, sangat sia-sia. Karena gadis itu telah bahagia di surga, tanpa beban dan tanpa masalah yang ia pikirkan.
"Bodoh. Padahal kau telah pergi ke surga, bagaimana bisa aku menanyakan hal itu kepadamu?" Terkekeh miris, Theo sebisa mungkin menahan buliran kristal itu agar tidak jatuh. Ia tidak ingin kembali terlihat lemah, dihadapan Leonora.
"Aku tidak memiliki banyak harapan. Aku hanya bisa berdoa untukmu, agar kau bahagia disana. Dan tunggu sampai aku dapat menyusulmu nanti." Ujar Theo penuh makna dengan lekukan indah yang menghiasi bibir tipis itu. Theo hendak beranjak dari tempat nya, sebelum kedua manik tajam nya mendapat sosok gadis yang ia temui direstoran semalam kini berdiri di hadapannya dengan tampang bingung, dan jangan lupakan juga bunga daisy yang juga dibawa oleh gadis itu.