The Destiny We Made

242 14 3
                                    

Gadis itu, Nayla Frisylia melangkahkan kakinya dengan semangat setelah turun dari mobil mewah milik keluarga nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu, Nayla Frisylia melangkahkan kakinya dengan semangat setelah turun dari mobil mewah milik keluarga nya. Perempuan yang terlahir dari keluarga konglomerat itu tampak sangat berbinar pagi ini.

Dapat dilihat, wajah nya yang berseri-seri dan senyum manis yang selalu mengembang diwajah nya semakin memegang sebuah kotak bekal bewarna biru muda. Manik hazel itu melihat keseluruh penjuru sekolah, menelisik orang yang akan ia temui dan ia berikan bekal ini nanti nya.

Gadis itu terlalu sibuk mencari seseorang itu, hingga tidak menyadari ada seorang laki-laki yang berseragam sama dengan nya memperhatikan Nayla dengan tatapan jengah. Yang tidak lain adalah Altheo Anthonio, kerap dipanggil Theo. Sahabat dekat Nayla semenjak kedua nya masih berada didalam kandungan sang ibu. Ya bisa dibilang mereka telah tumbuh bersama. Dan tentu saja jika Theo tidak suka melihat perubahan sikap Nayla sekarang, yang lebih memperhatikan Juna dibanding kan dengan dirinya.

"Nay, mau sampai kapan kau melakukan hal memuakkan seperti ini?" Tanya Theo jengah melihat tingkah sang sahabat yang tengah menyukai seseorang itu. Nayla tidak merespon, gadis itu sibuk celingak-celinguk mencari seseorang yang telah menarik perhatian nya akhir-akhir ini.

Theo yang semakin tidak suka dengan sikap Nayla yang terkesan mengabaikan nya, memegang kedua pundak gadis itu cukup kuat.

"Ini tidak memuakkan Theo Anthonio, dan aku telah berjuang keras untuk memasak masakan ini!" Ujar Nayla dengan penuh girang. Sungguh, melihat Nayla seperti ini, membuat laki-laki itu tersenyum sendu.

"Lalu? Kau akan terima jika dia akan menolak nya dengan mentah-mentah seperti yang sebelum-sebelumnya?" Tanya Theo retorik dengan sarkas, hanya berniat menyadarkan Nayla dengan kenyataan. Mendengar itu, langkah Nayla yang akan menjauh dari Theo lantas berhenti total. Dan membalikkan badan nya.

"Tidak apa. Yang penting dia menerima nya." Respon Nayla begitu positif yang jujur saja sudah membuat Theo muak sendiri. Lantas, setelah nya Theo tidak lagi menghalangi langkah Nayla. Membiarkan gadis itu mencari seseorang yang ia sukai, dan Theo sudah bertekad tidak akan menjadi pendengar yang baik untuk hari ini.

Laki-laki itu memandang punggung sahabat kecil nya yang kian menjauh dari pandangan, Theo menarik nafas nya pelan, dan kemudian merogoh saku nya untuk mengambil permen. Berusaha menghilangkan kepahitan, yang hadir ketika Nayla malah memberikan bekal itu kepada orang lain, bukan lagi kepada nya seperti dulu.

Sedangkan ditempat lain. Seorang laki-laki cupu, dengan penampilan nerd yang begitu khas, dan jangan lupa dengan kacamata tebal yang telah menjadi ciri khas nya semenjak hadir disekolah elit ini.

Namanya ialah Arjuna laki-laki cupu yang menjadi sasaran bully para siswa-siswa populer yang sok berkuasa. Semenjak Arjuna menginjakkan kaki nya di sekolah elite ini, semenjak itu juga dirinya mulai dibully, bahkan sampai sekarang. Laki-laki yang selalu berada di perpustakaan itu, dengan fokus membaca kalimat demi kalimat yang tertera pada buku tebal itu, sembari mencatat nya pada buku catatan nya. Tidak akan meninggalkan satu hal yang penting sekecil apapun.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang