Mobil hitam mewah milik Jungkook memasuki area perkarangan tempat kuliah sang kekasih. Begitu sampai,tidak ada sepatah kata yang keluar dari keduanya. Begitu juga dengan Nayeon yang tampak acuh, sebelum gadis itu keluar tangan kekar milik Jungkook menahan nya.
Nayeon, memejamkan kedua matanya menahan emosi. Ia tarik wajah nya menghadap sang kekasih, bertanya lewat tatapan nya. Sedangkan Jungkook, laki-laki itu kini full dengan pakaian bewarna hitam, dari topi, masker, baju dan celananya. Jungkook membuka sejenak masker nya, membawa wajah Nayeon mendekat, dan meninggalkan kecupan manis di kening sang kekasih.
"Ingat perkataan ku semalam." Ujar nya dengan nada peringatan. Nayeon gadis itu tidak berkata apa-apa melainkan hanya mengangguk samar kemudian bergerak untuk keluar dari mobil milik Jungkook. Gadis itu memastikan mobil Jungkook keluar dari perkarangan universitas nya dan barulah ia melangkah dengan tenang menuju kelas.
Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menuruti permintaan sang kekasih. Bagi nya, diperbolehkan kuliah seperti ini saja sudah sangat bersyukur. Diam-diam Nayeon menghirup udara segar pagi ini dengan baik, kapan lagi rasanya ia merasakan sebaik ini selain terkurung didalam apartemen.
Namun, sepertinya gadis itu terlampau sibuk dengan pikirannya hingga tidak sadar dari arah bersebrangan ada seorang pria yang juga sedang memperhatikan handphone sembari berjalan mendekat.
bruk
Tabrakan kecil itu tidak bisa dihindari. Buku-buku yang awalnya Nayeon pegang dalam kedua tangan nya pun jatuh begitu saja kearah lantai. Barulah ia sadar akan apa yang terjadi, begitu juga dengan sang laki-laki yang langsung membantu Nayeon mengutip bukunya.
"Sorry, gue ga fokus." Sesal Nayeon yang masih dalam posisi mengambil buku yang ada dalam tangan laki-laki yang ada dihadapan nya. Sedangkan laki-laki tersebut hanya mengulas senyum tipis nya dan menggeleng pelan.
"Salah gue juga, main handphone sambil jalan." Jawab laki-laki itu pun dengan nada penyesalan. Nayeon hanya mematung dalam tempat nya, ia ingin segera meninggalkan tempat itu namun tangan laki-laki itu menahan lengan nya.
"By the way, nama gue Joshua Hong biasa dipanggil Joshua dari fakultas teknik." Sebuah tangan terulur didepan Nayeon, dan gadis itu memandang nya dengan lamat. Setelah memikirkan ini dan itu, barulah Nayeon membalas uluran tangan itu dengan senyum tipis.
"Gue Nayeon dari fakultas kedokteran, salam kenal." Dengan ramah gadis itu memperkenalkan diri, dan jangan lupakan dengan senyuman manis yang ia tunjukkan. Yang tanpa gadis itu sadari, bahwa kini Joshua sedang menahan nafas nya dalam-dalam terpaku dengan senyum dan raut yang sangat cantik dari gadis yang ada dihadapannya.
"Kalau gitu gue duluan ya, bye." Pamit Nayeon setelah merasa tidak ada lagi yang harus ia lakukan disini, segera meninggalkan sosok Joshua yang masih terdiam ditempatnya.
Laki-laki itu memandang ke arah tangan yang tadi bersalaman dengan sang gadis. Diam-diam, ia mengulum senyum manis. "Cantik." Gumam nya dengan pelan yang tentunya hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri saja.
Sampai-sampai tidak sadar, bahwa kini disampingnya telah berdiri sosok sang sahabat yang sedari awal hanya memandang Joshua dengan bergidik.
"Heh, ngapain lo? Masih pagi udah senyum-senyum sendiri, creepy anjir." Ujar Mingyu teman seperjuangan Joshua yang juga berkuliah di fakultas kedokteran. Mendengar itu Joshua segera mengatur wajah nya.
"Kepo lo." Singkat, padat, dan jelas namun tidak membuat Mingyu puas. Ia berjalan disamping Joshua mengikut gerak cepat sang sahabat.
"Elah, kasih tau gue dong. Apa gerangan prince teknik ini tersenyum sendiri tadi. Atau, tadi lo habis kenalan sama cewe ya?" Cecar Mingyu tepat sasaran namun tidak membuat Joshua turut membuka mulut. Namun bukan Mingyu namanya jika ia akan berhenti begitu saja. Terlebih mereka kenal tidak setahun dua tahun, ia terlampau mengetahui tentang Joshua luar dalam.