one

11K 519 19
                                    

Meen as Aiyaret ♥️ Ping as Chen Nhai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meen as Aiyaret ♥️ Ping as Chen Nhai




Chen Nhai tiba tiba saja pingsan di tengah aula klub anggar, beberapa orang membawanya ke UKS. Aiyaret khawatir setengah mati mendengarnya, dari lapangan basket ia berlari meraih tasnya asal setelah mendapat kabar dari Intha yang meneleponnya.

Saat pintu UKS dibuka, Aiyaret melihat kekasihnya di baringkan di bankar, Intha dan Nine juga disana menemaninya sambil bermain ponsel.

"Oi, kau sudah sampai, cepat sekali?"

"Apa yang terjadi?" Aiyaret berjalan mendekati Nhai, memastikan pria kecilnya tidak tergores apapun.

Intha menunjuk Nhai dengan dagunya,"perawat bilang dia kelelahan dan kurang darah,"

"Jangan membuatnya sering begadang," Nine tersenyum mengejek "dia terlihat lemas beberapa harian ini."

"Ah itu benar, Nhai bilang kau sering memaksanya melakukan itu di kamar mandi, dia mudah masuk angin." Intha tertawa puas dengan Nine yang juga cekikikan menutupi mulutnya.

Ai hanya menghela nafas tidak habis pikir dengan kekasihnya yang mengatakan urusan ranjang mereka pada orang lain. "Jangan berisik Nhai sedang istirahat, lebih baik kalian keluar,"

"Oi, Ai lebih baik kau membawanya pulang. Tidak ada kelas lagi setelah ini dia cuma butuh istirahat."









Nhai membuka matanya saat merasakan tubuhnya menyentuh jok, punggungnya bersandar lemas, "Ai, "

"Mn?"

"Kita mau kemana?"

"Pulang, tidur lagi. Aku akan membangunkan mu saat sampai rumah." Ai mengecup kening Nhai lembut sebelum menutup pintu di sisi Nhai.




Chen Nhai merasa lapar saat ia bangun dari tidurnya ia telah berada di kasurnya, saat ia mencoba duduk dunia seakan berputar di kepalanya. "Au, pusing sekali." Ia hanya duduk disana beberapa menit untuk menghilangkan efek sakit kepalanya sebelum turun untuk mencari kekasihnya.

"Ai," nadanya mendayu manja, ia memeluk tubuh tegap kekasihnya dari belakang.

"Chen Nhai sudah bangun?" Ai tersenyum, membalasnya dengan pertanyaan seperti anak kecil.

"Humm, Nhai lapar,"

"Bubur ikannya sedang ku hangatkan, Nhai duduk dulu aku akan menyusul nanti,"

Nhai menurutinya ia berjalan duduk di bangku pantry menonton suaminya menghangatkan bubur.

"Aku sangat lapar, Ai." Ia mengeluh lagi dengan wajah bebeknya yang lucu.

Ai menoleh, tersenyum tipis " kau tidur lama sekali sampai melewatkan makan siang, sekarang sudah hampir pukul tujuh malam."

"Kenapa tidak membangunkan ku? Kau bilang akan membangunkan ku saat sampai, tapi saat aku bangun aku sudah di kasur dan ini sudah malam."

"Kau terlihat pucat sekali tadi, jadi aku membiarkanmu istirahat."

Bayi [ Ai Long Nhai] meenpingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang